EIGHTEEN: Light Before the Storm

3.6K 423 90
                                    

Am I starting to fall? Shouldn't have been

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Am I starting to fall? Shouldn't have been.

...

N U N E W  mengoceh semakin ngawur—di sepanjang perjalanan. Menangis, tertawa dan merapal tentang segala hal yang aneh. Itu membuat Zee amat sangat sakit kepala di buatnya!

Stang kemudi di banting kesal. Kediaman benar-benar tampak lenggang. Di pandangannya wajah dengan rona kemerahan di kursi sebelah. “Keluar.”

Nunew mengerjab beberapa kali. Kedua mata sayu itu tampak sembab. “Sakit ... kaki Nunew sakit.”

“Kaki mu bahkan tak tergores apapun, lalu sakit bagaimana?!”

Adalah kesalahan besar, bila Zee sampai berbicara dengan nada berapi-api saat ini—ingat, bocah itu sedang dalam mode menyebalkan! Nunew memilin bibir bawahnya lamat. “Sakit ...”

Shit! Lalu kau mau apa?!”

“Gendong aku.”

Zee terkekeh kering. Pintu samping mobil di buka tidak sabaran, saat ia telah siap untuk memberang. “Penjaga—” Tidak. Ia tak harus melakukan ini. Nalurinya menolak jika Nunew harus di urus oleh para penjaga. Bagaimana jika bocah itu berbicara yang tidak-tidak?!

Brak! Gebrakan ringan tercipta, sebab ia memukul permukaan dashboardwell ... setidaknya itu bisa membuatnya tetap waras.  Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum melangkah keluar, menuju sisi pintu lain mobil berada.

“Turun,” tuturnya lirih, setelah membuka pintu mobil. Menggenggam pergelangan tangan si manis perlahan. “Apa kau mau tidur di sini?”

“Tidur bersama Tuan Zee?”

Wtf! Bocah ini bukan mabuk, tapi gila! Semilir angin tengah malam membuat wajah Nunew kian merah pekat. Zee mendengus, “tidur dengan para hantu di pelataran.”

“TIDAK!—”

Zee buru-buru membekap mulut sialan itu, menghadiahi bocah itu tatapan super tajam juga. Otaknya mulai mengepul sebab kegiatan konyol ini. “Diam sialan!”

Ehehe ... wajah Tuan Zee lucu.” Nunew terkekeh. Menuding sisi wajah Zee dengan jari telunjuk. “Tapi tampan, sangat tampan.”

Merasa bahwa waktu kian terbuang sia-sia. Zee kau harus mencoba mengalah, batinnya. Ia hampir menyelipkan sebelah lengannya pada tekukan kaki si manis, saat Nunew mendadak berontak. “Gendong Nunew.”

“Aku baru saja akan menggendong mu, sial.”

Nunew menggeleng. “Hadap sana.” Mari akhiri ini segera! Sialnya Zee menurut—kemudian mulai memunggungi si manis sebelum, Hap! “Ayo jalan kudaku ... hush!”

Zee bersumpah akan membalas ini semua jauh lebih mengerikan. Geretak suara gigi yang di eratkan menghiasi keheningan yang sempat menyusup. Langkah yang selalu tegap, mendadak membungkuk malam ini—hanya karena bajingan kecil bernama Nunew Chawarin! 

PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang