FIFTEEN: The Situation of Trust

3.3K 390 81
                                    

Old wounds, will only remain a memory

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Old wounds, will only remain a memory.

...

J E N G A H  menaungi ubun-ubun. Situasi tak mengenakkan yang mungkin harus mulai di biasakan. Sebab si pemuda malang bernama Nunew ini akan berada di tengah keluarga mafia ini sedikit lebih lama—mungkin saja.

Tanam kuat-kuat di dalam otak mu, Nu. Hal yang harus kau lakukan pagi-pagi adalah berdiri bagai manusia batu dengan maid-maid dan menonton seonggok manusia yang tampak akan memulai sarapan.

Zee dan belasan jenis makanan di atas meja itu adalah perpaduan yang bagus—pria itu terlihat bagai manusia rakus HAHAHA. Meskipun pada kenyataannya Nunew tahu bahwa pria itu akan segera berlalu, dan melewatkan semua makanan yang ada.

Lima belas menit berlalu. Namun Zee, si pria bajingan itu tampak masih sibuk bergelud dengan seonggok buku setebal kitab suci, tanpa menampilkan tanda-tanda akan segera memakan sarapannya.

“Sial,” umpat Nunew lirih. Demi apapun, kakinya mulai di serang kebas! Kapan ini akan berakhir?! Namun hebatnya, para maid yang ada di sisi kanan dan kirinya tetap berdiri dengan anggun.

Jika terus seperti ini, luka pada telapak kakinya akan kembali terbuka. Hidupnya seperti memang tak di berkati. Apa ia pura-pura pingsan saja, ya? Ide bagus. Akan tetapi sebuah suara membuatnya tercekat lebih dahulu, sebelum ia benar-benar mewujudkan rencana sinting itu.

Tak!

Gema denting sendok yang sengaja di banting kasar. Zee menoleh, menatap lurus pada keberadaan deretan para maid. “Kau, kemari.”

Pria itu menunjuk siapa? Jangan katakan ... shit! Jari telunjuk bajingan itu terarah fokus padanya! Nunew mencebik terang-terangan. Balik menatap Zee dengan pandangan bertanya.

“Kemari, apa kau tuli dan bodoh?”

Fucking up! Nunew menarik nafas dalam-dalam. Mulai melangkah dengan gerakan lesu setengah enggan. Demi Tuhan, jika Zee sampai protes tentang jalan pincangnya ini, maka wajah pria itu akan dirinya lempar sup!

“Ya, Yang Mulia Zee penguasa langit dan bumi.”

“Lambat.”

Hell! Nunew memejamkan kedua matanya. Tetaplah sabar, lansia memang menyebalkan. “Maaf.”

Zee mencebik. Pria itu tampak menarik sebuah sup dalam mangkuk besar dan sepiring pasta putih. Kemudian meletakkan sesendok dari kedua makanan itu ke masing-masing piring kecil. “Makan.”

Huh? Apa katanya tadi? Nunew mengernyit dalam. Menatap wajah Zee dan permukaan sup itu secara bergantian. “Aku? Makan?” Ada apa dengan pria itu?

“Jangan terlalu percaya diri,” tukas Zee. “Sudah kewajiban seorang pelayan untuk memastikan makanan Tuannya aman, jadi makan.”

Tak sanggup berkata-kata. Nunew menganga beberapa detik. Astaga! Apa Zee adalah seorang raja? Lagi pula siapa yang akan bertindak seperti penjahat fantasi seperti itu?!

PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang