Hanging hope on a life that never rests.
...
P E S T A orang-orang besar itu penuh intrik dan membosankan—fakta yang harus coba Nunew pahami kali ini.Berbeda dengan acara ilegal atau apalah itu—ketika Tuan Zee pertama kali menjadikannya pasangan saat itu. Namun, pada acara kali ini berjalan lebih membosankan.
Bisnis, bisnis dan bisnis.
Hanya kata-kata itu yang terus berdengung di dalam kepalanya yang telah penuh kemelut ini! Jujur saja kecupan Zee beberapa saat lalu mampu merontokkan kewarasannya! Membuatnya di landa perasaan tak ter-definisikan.
Hingga ia menjadi sedikit linglung seperti ini. Kedua amber gelapnya selalu goyah jika tanpa sengaja bertatapan dengan Zee. Mau bagaimana lagi, Zee mamang menepati kursi tepat di sampingnya.
“Merasa kurang sehat?” bisik Zee. Pria itu mengangkat gelas tinggi berisi cairan kehitaman dan menyesapnya sekilas.
IYA! OTAKKU YANG KURANG SEHAT!
Nunew menarik nafas panjang. Menoleh dengan gerakan kepala pelan. “Apa acara ini masih sangat lama?”
Zee mengendik. “Ingin pulang?”
Huh? Bagaimana bisa Zee bertanya demikian? Dirinya hanya pelayan dan tugasnya hanya mengikuti sang Tuan. Nunew menggeleng kaku. Tidak mungkin juga ia mengatakan pada Zee bahwa ia mulai merasa bosan dengan semua ini! “Aku ...”
“Baiklah, ayo pulang,” putus Zee. Lagipula hanya dengan sekali pandang, wajah si manis telah menjelaskan segalanya. Di tengah percakapan serius yang menggaung, Zee mulai menegakkan diri.
Nunew juga akan menegakkan diri, sebelum sebelah lengan Zee terulur tepat di depan wajahnya. Itu membuatnya spontan mendongak dengan alis terangkat sebelah.
Menyadari kebingungan si manis, Zee merotasikan kedua bola matanya. “Biar ku bantu berdiri.”
Tampar Nunew sekarang juga! Ia sungguh-sungguh tak paham apa yang tengah terjadi! Perlakuan Zee membuat perasaannya kacau balau! Mengangkat tangan ragu-ragu, pada akhirnya ia memilih menerima uluran tangan dingin itu, kemudian berdiri dengan mudah.
“T-terima kasih.”
Nunew pikir genggaman tangan Zee hanya ingin sebatas membantunya berdiri, namun ternyata pegangan tangan itu tetap terjalin meski Zee mulai mengayun langkah—dan itu semua jelas menjadi objek sorotan seluruh manusia-manusia yang ada di tempat ini!
Ia dan Tuan Zee tampak seperti pemuda kasmaran yang lucu. Akses jalan hall room di lalui dengan tenang. Masih dalam lingkup formal, Zee acap kali mengulas senyum tipis—menyahuti beberapa orang yang memberikan anggukan kepala.
Bahkan si manis telah berjalan tepat di sisi Zee—well ... tentu saja dengan kedua lengan yang saling bertaut.
“Tuan Pruk? Ku pikir anda cukup menikmati acara kali ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] END
FanfictionTerrible beginnings don't always end badly. Zee Pruk - salah satu keturunan utama Ravenlovell tak pernah mengira akan jatuh sampai sedalam ini. Keturunan keluarga mafia yang tanpa sengaja terjerat pada permainannya sendiri. "Dia tak lebih dari 'bar...