There's still hope—it seems. Don't give up hope, that's all ...
...
P E N G H U J U N G musim gugur yang tak luput di penuhi dengan kehadiran hujan lebat, bukanlah hal yang aneh. Seolah milyaran rintik air langit itu bisa terjun sewaktu-waktu pada bulan ini—kapanpun.
Dan benar, hujan mendadak turun tepat sesaat setelah mobil van yang di kemudikan oleh Yin berhenti di tengah pelataran kediaman Ravenlovell. Damn! Padahal beberapa menit yang lalu langit masih sangat terang benderang—ish, Yin berdecak, menyayangkan suasana senjanya yang hilang karena langit kelabu.
Yin berdahem. Menoleh ke samping, menatap wajah si bocah manis dengan alis terangkat sebelah. “Kau bisa berlari bukan?”
“Hm,” respon Nunew acuh. Apa Yin pikir ia pemuda jompo? Lagipula jarak antara mobil dan teras tak terlalu jauh—menurut bayangannya saja sih.
“Bagus, cepat keluar kalau begitu.”
Jujur saja rintik hujan benar-benar terlihat jauh lebih deras ketika Nunew telah membuka pintu mobil. Belum lagi angin yang berhembus tak karu-karuan. Satu tarikan nafas menjadi ancang-ancang terbaik, sebelum Nunew berlari secepat yang ia bisa menuju pelataran. Hujan dengan akurat menyerbu kepalanya, hingga beberapa bagian surai hitamnya basah berkala.
“Shit!” Ia mungkin telah berlari cukup kencang, namun tetap saja air hujan tetap tak dapat terelakkan. Membasahi hampir seluruh permukaan baju yang ia kenakan.
“Lari mu kencang juga, ya.” Yin terkekeh. Di matanya, Nunew seperti anak ayam yang takut pada kubangan.
Mendengar suara Yin, Nunew spontan menoleh sebelum raut wajahnya mendadak berubah masam. Bagaimana tidak?! Yin tadi menyuruhnya untuk berlari, sedangkan pria itu datang dengan santai menggunakan seonggok payung hitam!
“Kenapa? Jangan memandangku seperti itu.” Yin jelas sadar mengapa Nunew memberinya tatapan sinis seperti itu. Well ... jelas karena payung ini jawabannya. “Kau kan pelayan, jadi sadar diri saja, ya.”
Nunew terang-terangan memutar kedua bola matanya. Berdecak jengah, “terserah.”
Astaga! Yin sampai terbahak. Mengganggu Nunew ternyata se-menyenangkan ini! Anak itu benar-benar bersumbu pendek. “Kata orang, air hujan membuat kulitmu cerah loh.”
Persetan. Apa Nunew terlihat peduli? Bahkan ia tak sungkan mencebik di hadapan kaki tangan khusus itu. “Kulitku sudah cerah omong-omong.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] END
FanfictionTerrible beginnings don't always end badly. Zee Pruk - salah satu keturunan utama Ravenlovell tak pernah mengira akan jatuh sampai sedalam ini. Keturunan keluarga mafia yang tanpa sengaja terjerat pada permainannya sendiri. "Dia tak lebih dari 'bar...