TWENTY NINE: Towards the End of Dawn

3.7K 462 140
                                    

You won't understand until you hear it for yourself

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You won't understand until you hear it for yourself. He's starting to be able to love, isn't that surprising?

...

S E H A R U S N Y A  seorang Zee Pruk Ravenlovell bisa segera pergi dengan segala ketangkasan dan kehebatan yang ia punya, kemudian menuju ke tempat yang aman.

Menghubungi bawahannya dan membantai semua bajingan yang terlibat hari ini—terdengar mudah dan masuk akal, bukan?

Namun kenyataannya ia tidak bisa! Dalam kekacauan hari ini, ia terjebak dalam kemelut hati dan otak! Memaku fokusnya pada keadaan Nunew seorang. Sekali lagi, ia bisa saja meninggalkan Nunew mati di tempat ini—namun ia tidak sanggup!

Di atas pangkuannya ada nyawa yang benar-benar amat ia jaga—entahlah otakknya memang di penuhi oleh segala hal tentang Nunew. Bagai pengecut yang tidak berdaya, Zee tak dapat melakukan apapun selain memandangi deru nafas si manis untuk beberapa saat.

Si pelayan kecil itu telah berhasil membuat tempatnya sendiri di dalam relungnya.

“Tetap bernafas,” bisik Zee. Ia yakin Nunew mendengarnya, meski kedua kelopak mata itu telah sepenuhnya tertutup.

Ukhuk!

“Tidak apa-apa. Bernafas dengan tenang, Nu.” Zee mengusap dada si manis pelan. Sesekali menghalau darah dari atas kepalanya agar tak menetes dan mengotori wajah Nunew. “Kita akan segera keluar—”

BOMB! DUAR!

Zee spontan merengkuh tubuh Nunew erat. Kedua telinganya berdenging, saat beberapa puing-puing bangunan menghantam punggungnya keras-keras!

Ugh!” Zee meringis tertahan. Pelan-pelan meraih sebuah balok besi bekas bagian dari meja, dan mulai bersikap was-was.

DOR! DOR!

“Tuan Mafia ... apa kau akan terus bersembunyi bagai pecundang? Apa kau di sana? KELUAR!”

BRAK!

Ouw, tidak ada.” Itu suara yang sama yang berasal dari pimpinan komplotan sampah itu! Pria bajingan itu menendangi semua benda-benda yang di curigai menjadi tempat bersembunyi Zee.

Zee menggertakkan gigi-giginya geram. Suara itu bagai sebilah pedang yang terus menusuk-nusuk gendang telinganya. Tidak! Dirinya tidak mungkin terus berdiam diri, hingga pria sinting itu menemukan keberadaannya dan Nunew!

Wajah Nunew diusap pelan. Ia menunduk, memberi bisikan halus diambang telinga si manis, “aku akan kembali.” Dengan perasaan berat, kepala dengan surai hitam pekat itu di letakkan di atas lantai—sementara ia mulai menegakkan diri dengan yakin.

“Di mana keberanian ketua Mafia yang begitu diagung-agungkan orang-orang bodoh itu, huh?—”

“Di sini,” sahut Zee datar. “Berhentilah memanggil namaku dengan mulut kotor mu itu.”

PSYCHOMAFIA-Another Part of Love [ZeeNunew] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang