Bab 4 - Kembali Manggung

74 8 1
                                    

LuFe mengadakan live musik setiap hari sabtu dan minggu. Setiap hari minggu sore, jadwal akan dirilis atau paling lambat di hari Senin pagi.

Kebetulan jadwal baru rilis Senin pagi, sehingga barulah diketahui minggu ini siapa yang akan mengisi acara.

Lucas bersama para staff sudah berkumpul untuk briefing. Lucas akan menambah karyawan baru untuk meringankan pekerjaan yang pasti padat. Namun, hanya bagian floor saja yang ditambahkan.

Selain itu, Lucas mengumumkan siapa yang akan mengisi acara di hari weekend mendatang. "Indry bakal nyanyi minggu ini."

Alhasil Nadia begitu semangat ketika mendengar nama Indry. Sudah lama Indry tidak manggung di LuFe, sebelumnya Indry menjadi salah satu penyanyi yang sering diundang oleh Lucas untuk manggung di cafenya.

"Akhirnya gue bisa lihat duet antara Indry dengan Nyonya Nadia," cibir Max.

Nadia membalas, "Bisa gak sih jangan panggil gue Nyonya. Geli dengernya!"

"Sensi banget sih neng. Belum ngopi apa?" Max semakin menjadi meledek Nadia.

Jihan berada di antara Nadia dan Max. Gendang telinganya masih sabar menghadapi kebisingan sesaat.

"Mana ada gue sensi. Yang ada lo duet sana sama Indry, bisa gak lo vocalnya sebanding? Hm, yang ada kebanting."

"HAHAHA. LUCU KALI." Max sengaja meninggikan nada suaranya seraya tertawa lebar. Padahal mereka masih berkumpul. Sudah biasa jika di tengah-tengah briefing ada bercanda yang dilontarkan.

Jihan geram melihat tingkah laku mereka. "Lama-lama kalian gue jodohin juga baru tahu rasa!" Jihan berdecak kesal. Nadia otomatis bereaksi mual ketika mendengarnya.

Tanpa berlama-lama lagi, Lucas langsung menutup sesi briefing. Usai itu, Lucas menemui Nadia untuk mengajaknya berbicara. "Nad, ikut saya ke ruangan."

Max rupanya masih saja mengganggu Nadia. Ia pun berbisik, "Cuman simpanan Mr. Lucas yang bisa masuk ke ruangannya."

Nadia menepuk lengan besar Max secara keras hingga Max tak tahan rasa sakit pada lengannya. "Sekali lagi lo fitnah gue kayak gitu, gue bakal aduin ke Pak Lucas biar lo dipecat!"

******

Kepala Nadia rasanya mau meledak akibat kekesalan berapi-api terhadap Max. Namun, Nadia harus bersikap tenang saat di hadapan Lucas.

Lucas memperhatikan gerak-gerik Nadia yang melamun serta raut kesal tampak begitu jelas membuat Lucas bertanya-tanya.

"Nad."

"Iya, Pak." Nadia menghentikan lamunan ketika suara Lucas memecahkan keadaan.

"Ada yang mau saya bicarakan sama kamu soal kemarin."

"Soal apa, Pak?"

"Teman saya. Kemarin dia datang ke sini untuk membeli kopi kesukaannya. Tapi, dia mau kamu yang membuatkan. Cuman kemarin kamu nggak ada di cafe makanya Martin yang buat. Sebenarnya bukan kopinya bermasalah tapi lebih ke art yang kamu buat. Dia tertarik dengan kepala kucing yang manis itu katanya. Saya sempat bilang sedikit, orang suka minum kopi rata-rata dari cita rasa setiap satu tegukan. Namun, Gavin malah tertarik pada foam itu." Cukup jelas yang dikatakan Lucas, Nadia jadi senyam-senyum. Sungguh tak percaya dirasakan oleh Nadia setelah mendengar ucapan tersebut.

Nadia membasahi bibirnya, senyum malu terukir. "Terus Pak, maksudnya gimana? Saya jadi tiba-tiba nggak ngerti inti dari omongan Pak Lucas tadi," bebernya.

Lucas tertawa kecil, rupanya Nadia tidak mengerti. "Baiklah, jadi begini loh Nad. Saya ngasih tahu aja soal Gavin yang suka gambaran kamu itu di kopinya. Nanti kalau dia datang lagi, tolong buatkan persis seperti yang kamu buat di hari ulang tahun dia. Kamu sudah mengerti sekarang?"

Secret Admirer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang