Bab 27 - Clear

31 7 0
                                    

Kamu tidak bisa memiliki keduanya. Kamu sudah memilihku untuk masa depan, artinya tidak ada lagi Nadia dalam hidupmu.

_____

Happy Reading.

_____

Berbagai macam media mulai ramai dan berbondong-bondong meliput serta menulis artikel terbaru mengenai Gavin yang melamar Indry kemarin siang di Grand Restoran. Hal tersebut diketahui saat salah satu Manager Restoran mengungkapkan kepada wartawan terkait postingan dirinya yang mengucapkan selamat kepada Gavin karena melamar kekasihnya.

Postingan itu juga mendapatkan likes sekitar 100.000 sampai detik ini masih terus bertambah dengan dibanjiri komentar ucapan selamat.

Seperti yang diketahui bahwa Gavin adalah CEO di Raesto yang sudah dikenal banyak orang. Paras tampan serta usianya terbilang muda sudah menjadi seorang CEO sekaligus chef, tak jarang banyak perempuan terpikat. Ramai berkomentar mengatakan CEO sold out, hari patah hati nasional, tiba-tiba lamaran. Sejauh ini soal asmara memang Gavin tidak pernah mengumbar. Beberapa waktu lalu memang banyak yang mengetahui jika Gavin dijodohkan oleh ibunya dan tiba-tiba sudah melamar seorang gadis tentu menjadi perbincangan umum dan wartawan harus extra bekerja dalam mendapatkan berita terbaru dari Gavin.

Sejak pagi tadi, media telah tiba di Raesto. Mereka menunggu kehadiran Gavin agar bisa diliput mengenai lamaran untuk sang kekasih dengan tertutup itu.

Mobil Mercedes-Benz C200 berwarna putih itu tiba di parkiran. Gavin melihat sudah ramai dikunjungi wartawan membuatnya sedikit kesal tapi ia harus menghadapinya. Keluar dari mobil, ia mengenakan setelan jas biru membuatnya tampak gagah serta kacamata hitam menambah aura kharisma.

"Pak Gavin, minta waktunya sebentar, Pak," ucap salah satu wartawan menghampiri Gavin.

Gavin hanya memamerkan senyuman sambil berjalan memasuki restoran.

"Sebentar saja, Pak. Gimana soal lamaran kemarin, Pak? Boleh diceritakan sedikit, Pak?"

"Pak Gavin kira-kira rencana menikah kapan?"

"Pak Gavin, bagaimana perasaannya, Pak?"

"Mendadak sekali, Pak tau-tau sudah lamaran. Berapa lama pacaran? Boleh diceritakan siapa perempuan itu, Pak?"

Gavin belum membuka suara apapun, security menghadang wartawan agar Gavin bisa masuk ke restoran. Namun, saat hendak dibantu justru Gavin mulai membuka suara.

"Sebelumnya terima kasih atas pertanyaan tersebut. Yang jelas saya sangat bahagia. Selanjutnya baru membahas soal pernikahan, untuk saat ini baru lamaran dulu. Saya rasa cukup, terima kasih."

"Soal perempuan itu siapa, Pak?"

"Perempuan itu maksudnya? Ya, dia calon istri saya," ungkap Gavin.

"Apa mungkin dia adalah teman dari calon istri Bapak?"

"Oh ... Iya itu sahabatnya. Biasalah namanya juga sahabatan pasti kita ajak buat kasih tau dan overall lancar. Oke saya rasa sudah cukup, makasih semuanya." Gavin bergegas lari menuju restoran dan meninggalkan wartawan yang masih terus mengantri untuk mendapatkan pertanyaan.

Samuel menghampiri Gavin yang buru-buru menuju ruangan. "Gavin, tunggu."

"Ada apa, Sam? Kamu nggak lihat banyak wartawan di luar. Saya tidak mau diliput seperti itu, harusnya kamu bisa usir mereka atau minimal hari ini tutup aja dulu restorannya," tegasnya.

Secret Admirer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang