Bab 37 - Disappear

37 7 0
                                    

Mencari keberadaan Alex yang seperti ditelan bumi.

_____

Happy Reading.

_____

Setelah beberapa bulan putus dari Indah, kini Alex luntang-lantung entah ke mana. Ia jadi orang yang tidak ada tujuan hidup. Keluar dari pekerjaannya, sering mabuk, bahkan sang ibu sudah kewalahan mengurus anak semata wayang.

Gisel sebagai seorang ibu yang selama ini fokus arisan sama teman-teman, bekerja sebagai penjahit di sebuah butik, seperti kehilangan arah dalam menjaga Alex.

"Tante udah cari di mana aja? Atau mungkin ada tempat favorit yang biasa Alex datengin?" tanya Indry, mendengar kabar Alex menghilang, membuat dirinya datang ke rumah Gisel bersama Karin.

"Di tempat kerjanya nggak ada, di cafe tongkrongan dia, rumah temennya si Ringgo, bahkan tempat hiburan juga nggak ada. Tante harus cari ke mana lagi?" Gisel sangat khawatir. Karin merangkul dengan lembut untuk menenangkan.

Indry menatap lekat. "Biar Indry coba cari Alex ya, Tan. Sekarang Tante cukup istirahat dan berdoa semoga Alex bisa pulang ke rumah lagi."

"Indry. Ini sudah dua hari dia pergi. Apa kita lapor polisi aja untuk bantu penyelidikan? Lagipula kamu harus fokus mengurus pernikahan," ungkapnya.

"Aku coba bantu cari dulu, jika nanti nggak berhasil, kita akan lapor polisi."

Karin menyahut, "Aku juga ikut bantu, Kak."

Jawaban Indry hanya mengangguk. "Di mana Papa sama Mama?"

"Mereka nggak tinggal di sini. Tante Gisel udah sewain rumah untuk mereka tinggal," balas Karin tersenyum ringkas.

"Kenapa nggak tinggal di sini aja sementara waktu daripada harus sewa rumah? Tante, aku jadi merepotkan." Indry tidak tahu menahu orang tuanya sudah tidak tinggal di rumah Gisel. Sehingga ia sedikit terkejut saat mengetahui hal itu. Kendati dirinya hanya tinggal di kos kecil yang  tidak bisa menampung kedua orang tuanya.

Gisel menghela napas panjang, menghapus air mata yang sudah berurai sejak tadi. "Baru tiga hari. Sebenarnya orang tua kamu udah nggak betah berlama-lama di Jakarta, mereka katanya rindu dengan kampung. Tante bilang kalo kamu sebentar lagi akan menikah, biar nggak bolak-balik kan kasian juga. Soal uang sewa rumah, biar Tante yang tanggung. Toh juga mereka saudara Tante."

"Iya, Kak. Jaraknya nggak terlalu jauh dari sini. Kadang-kadang aku main ke sana, nanti kalo sempat Kak Indry main juga ya," sambung Karin, sepupu jauh Indry yang ada di Aceh. Ia ikut dengan orang tua Indry untuk menemani selama di Jakarta. "Mulai besok aku diajak Tante Gisel kerja di butik. Part time, jadi lumayan buat nambah-nambah uang saku. Lulus sekolah ini aku langsung ke sini, jadi belum sempat cari kerja ataupun kuliah."

"Karin, makasih banyak kamu udah ajak Papa dan Mama ke Jakarta dan membuat hubunganku sama mereka jadi lebih baik."

Karin beranjak dari sofa untuk memeluk Indry dengan penuh kasih. "Sama-sama, Kak."

Setelah itu Indry membonceng Karin menaiki motor. Menelusuri Jakarta demi mencari keberadaan Alex. Berhubung waktu masih pagi, mereka pergi bersama berharap menemukan Alex. Berbagai cara dilakukan dari menanyakan semua orang yang lewat dengan memberikan foto Alex.

****

Irwan mengunjungi LuFe. Ia datang sendiri tanpa Akbar karena sudah kembali ke Belanda. Berpenampilan casual serta rambutnya yang semula hitam sudah diwarnai menjadi grey.

Secret Admirer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang