Jika kesempurnaan tidak bisa didapatkan, maka jangan sia-siakan yang selalu ada.
_____
Happy Reading.
_____
Digelar di outdoor tepatnya tidak jauh dari kediaman Indry. Dengan puluhan tamu undangan hadir memeriahkan acara. Mengambil tema simpel, ada aksen tanaman merambat ditambah backdrop putih disertai plat nama Gavin dan Indry berwarna gold. Semakin menambah kesan yang wah tapi simpel.
Terlihat kerabat dekat dari keluarga Indry sudah duduk di sebelah kanan, sementara kerabat dekat dari keluarga Gavin di sebelah kiri. Didominasi oleh keluarga Gavin dari sang ayah.
Andreas sudah rapi dengan setelan jas berwarna coklat keemasan. Ia terlihat melamun di ruang tamu. Tidak menampilkan wajah sumringah. Sementara Bi Nia datang menghampiri Andreas membawakan secangkir kopi.
"Ini Pak kopinya, silakan diminum."
"Terima kasih, Bi. Di mana Gavin?"
"Gavin sedang bersiap, Pak."
"Jika sudah selesai, tolong beritahu padanya untuk temui saya di sini."
"Baik, Pak."
Kemudian selang beberapa menit, Gavin menemui Andreas, ia sudah gagah mengenakan setelan batik berwarna coklat keemasan.
"Pa, ayo berangkat. Acara sebentar lagi akan dimulai, yang lain udah siap?" ucap Gavin lalu duduk. "Mama di mana?"
"Itu yang ingin Papa bicarakan sama kamu. Mereka sudah bersiap. Sementara mama kamu memilih pergi ke Bali dibandingkan hadir lamaran kamu," jelasnya. Gavin bereaksi membulat, ia menghela napas berat atas apa yang baru saja didengarnya. "Tadi pagi, Mama diam-diam pergi bawa koper. Papa berusaha mencegahnya, tapi Mama bersikeras memilih pergi."
Gavin beranjak dari sofa. Menaikkan satu tangan di pinggang dan tangan satunya mengusap seluruh wajah, ia mondar-mandir sambil menunjukkan kekesalan. "Bukannya Mama udah setuju? Lalu kenapa dia memilih pergi di saat anak satu-satunya ini akan melamar wanita yang kucintai, Pa."
"Sudahlah Gavin, yang penting Papa ada di sini untuk kamu. Soal Mama kamu kita bahas nanti. Kita harus segera berangkat."
Indry tampil menawan dengan busana batik. Ia sedang dirias cantik sambil menunggu calon mempelai laki-laki datang. Untuk sang pengisi acara sendiri adalah Akbar, ia diminta langsung oleh Gavin. Irwan turut hadir, ia tengah mengabadikan setiap moment meski sudah ada photographer. Disusul kedatangan Gavin bersama sang ayah, mereka serta saudara dari Andreas membawakan seserahan.
Acara berlangsung penuh khidmat dengan rangkaian yang dibawakan oleh Akbar. Diawali baca doa, sambutan hangat terutama Gavin yang menjelaskan niat baik kepada keluarga Indry untuk melamar serta inti dari acara ini; proses bertukar cincin sampai perkenalan antar keluarga dari calon mempelai.
Haru serta ucapan diberikan untuk kedua calon mempelai. Selanjutnya mereka memulai persiapan pernikahan setelah acara tersebut selesai.
"Are you happy, dear?" tanya Gavin seraya mengambil cupcakes. Indry sontak menunjukkan mata yang berbinar-binar.
"I'm so happy. Semua berjalan dengan lancar, aku semakin deg-degan menuju hari-H kita. Cuman di sisi lain aku lumayan sedih karena Tante Dian nggak hadir." Indry menikmati chocolate brownies.
"Sayang. Aku sama sekali nggak tau, bahkan nggak nyangka kalo Mama sampai nekat ke Bali tanpa menghadiri acara hari ini, aku minta maaf, Indry."
Indry berlapang dada menerima itu. "Apa kita akan menikah tanpa restu dari mama kamu, Vin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ✓
Romance*Kisah seorang gadis yang bertemu dengan seorang pria yang merupakan pelanggan setia di cafe tempatnya bekerja. Siapa sangka dari pertemuan itu menyebabkan keduanya sering bertemu hingga berteman baik. Di saat itu pula, gadis tersebut memendam sebua...