Seminggu di SMA Pelita Jaya

2.5K 43 3
                                    

Happy reading





Rooftop adalah salah satu tempat untuk para siswa membolos, begitupun dengan lima remaja siswi yang sedang menikmati angin segar di rooftop. Di saat siswa siswi lain sedang menguras otaknya di kelas, lain lagi dengan kelima gadis ini.

Setelah tragedi tadi pagi di dekat taman sekolah, membuat mood para gadis itu buruk dan berakhir mereka bolos bersama di rooftop.

"Kantin yuk! Laper gue," ajak gadis dengan rambut yang dikuncir satu.

"Gass lah mumpung belum bel istirahat," ucap Diva, gadis bar bar tingkat atas yang kini sedang menggandeng tangan teman disampingnya.

"Duluan ntar gue nyusul," sahut gadis yang berdiri di pembatas rooftop membuat teman temannya menoleh.

"Yah kagak serulah Ay masa iya most wanted girl SMA Pelita Jaya yang selalu berlima pas ke kantin cuma berempat," ucap Aca, gadis dengan rambut kuncir satu itu.

"Lebay," satu kata yang keluar dari mulut gadis yang sibuk dengan benda pipih ditangannya mampu membuat Aca melototkan matanya.

"Temen gue yang satu ini kalo ngomong suka bener," Bila merangkul Zia sambil terkekeh pelan.

"Diem deh lo berdua, lo juga Zi. Asal lo tau ya lebay lebay gini gue sahabat lo," titah Aca.

"Iyain biar seneng!" kata Bila merangkul sahabat disampingnya.

Ayyara Aqila Alvarezka,

Gadis yang menolak ajakan teman temannya, kerap di panggil Ay pun terkekeh pelan setelah itu ia kembali bersuara.

"Pesanin sekalian biar ntar gue nyampe tinggal makan."

"Siap boss," ucap Aca dengan semangat empat lima. Setelah kepergian empat gadis itu, Ayyara kembali membalikkan badannya ke pembatas rooftop, menikmati sensasi angin yang menerpa kulit wajahnya.
                         _________________

"Pesan apa guys?" tanya Diva menatap satu persatu temannya.

"Teh dingin," pesan Zia, membuat Diva menabok tangan temannya itu.

"Ya ampun Zi, lo itu udah dingin gak usahlah pesan minuman dingin juga," saran Diva heran.

"Cosplay jadi kutub dia Div," sahut Ayyara yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Samain aja deh biar gampang," timpal Bila membuat semuanya mengangguk setuju.

"Yuk Bil kita mesan," Diva menarik tangan Bila untuk memesan makanan.

"Ay guru bk gak bakal manggil bokap Ay karena kejadian tadi kan?" Aca membuka suara untuk memecah keheningan. Ia menatap khawatir sahabatnya.

"Maybe."

"Tapi Aca dukung kok tindakan Ay tadi, keren bah. Ya kan Zi?" Aca menatap Zia meminta pendapat. Sedangkan Zia hanya mengangguk membenarkan ucapan temannya.

"Anjir lo bertiga ghibah gak nunggu kita dulu ye!" ujar Diva meletakkan makanan di atas meja, diikuti oleh Bila dibelakangnya.

"Makan gih ntar pulang lanjut ghibahnya," sambung Bila.

"Bemwtar lagi fsisbkaw mawhk-" dengan kesal sekaligus geram Bila memukul kecil lengan Aca,

"Telen dulu anying!"

Setelah makanan itu masuk dan tertelan, Aca menyengir menunjukkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Nanti malam jalan yuk, udah lama kita gak kumpul bareng berlima nih."

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang