24. Satu Tim

311 11 1
                                    

Happy reading!

*******

Tak terasa sudah dua minggu Lion Altara telah menjadi bagian dari keluarga Alvarezka, ia sedang berada di balkon kamarnya, memandangi langit yang sepertinya akan turun hujan. "Ayyara? Kevin?" ucapnya lalu terkekeh pelan.

Lion, ia tidak pernah menyangka akan menjadi saudara dari musuhnya sendiri. Semenjak Rezka dan ibunya, Vidya berangkat keluar negeri setelah dua hari penyambutannya di rumah megah dan mewah ini, ia jarang bertemu dengan kedua kakak-beradik itu.

"Gue jadi punya rencana balas dendam terbaik, Vin!" gumamnya menyeringai.

Ia melapisi kaos hitam dibadannya dengan hoody hitam. Hari ini adalah hari Minggu, Lion akan pergi ke markas berkumpul dengan teman-temannya. Tapi saat dirinya menutup pintu tanpa sengaja ia berpapasan dengan Kevin yang juga sepertinya hendak pergi. Lion mengukir senyum devil ketika melihat wakil Agroves menatapnya tajam.

"Gue peringatin sama lo, jangan bawa-bawa adik gue dalam masalah kita!" ucap Kevin tegas.

"Ayyara juga udah resmi jadi adik gue kalo lo lupa," balasnya santai lalu pergi meninggalkan Kevin yang sedang menggeram marah.

"Sialan," umpat Kevin kesal. Ia tidak akan membiarkan seorang pun menyentuh apalagi melukai adiknya, termasuk Lion. Musuhnya itu bisa saja menjadikan umpan atau kelemahannya walau status diantara Kevin, Ayyara dan Lion kini telah berubah.

********

"Ray, gue laper!" teriak Ayyara membuat cowok tinggi, putih dan tentunya tampan itu tertawa.

"Iya Ay, ayo kita ke sana gue beliin makan." ujar Ryan menggandeng tangan cewek berambut silver itu.

Ayyara mengangguk dengan semangat, entah kenapa jika sudah bersama lelaki disampingnya ini ia bisa merasakan bagaimana cara berbahagia.

"Mang bakso dua ya, gak pedas." ucap Rayyan pada penjual bakso gerobak yang mereka datangi.

"Pedas ya mang," pinta Ayyara membuat cowok disampingnya menghela nafas lelah.

"Gak pedas mang!" ujar Rayyan lagi. "Ay.. mau lambung lo sakit nanti, hm?" tanya lembut Ryan. Dengan polosnya Ayyara menggeleng. "Ya makanya jangan pedas ya," kata Ryan mengusap lembut rambut indah Ayyara.

"Hm."

"Marah?" ledek cowok itu ketika Ayyara memalingkan muka, enggan menatapnya dan hanya berdeham pelan.

"Engga, gue gak bisa marah sama lo." balas Ayyara jujur, ia hanya kesal saja.

Rayyan tersenyum tipis mendengarnya, ia menatap lamat gadis cantik disampingnya, sungguh gadis ini sangat cantik! Bolehkah ia egois?

"Pelan Ay," tegur cowok itu ketika gadis cantik itu keselek kuah bakso, ia menyodorkan segelas air putih pada Ayyara yang langsung diteguk tandas.

"Lo sih! Liatin gue gitu amat," ucapnya menyalahkan Rayyan.

"Salting?" tanya Rayyan tertawa pelan. Langsung saja Ayyara memalingkan wajahnya, enggan bertatapan dengan Rayyan. Hal itu semakin membuat wakil ketua Dandelion gencar untuk menggoda Ketua Dandelion.

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang