9. Mood yang hancur

472 17 11
                                    

Happy reading!

*****
Banyak orang yang ingin menjadi sepertimu, tanpa tahu siapa dan bagaimana dirimu!

***

Jam pelajaran keempat sudah berakhir dan sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi namun gadis yang sudah beberapa jam tadi tumbang tak kunjung membuka matanya. Hanya ada Zia yang menemani nya di UKS. Zayyan hanya mengizinkan satu orang untuk menjaga gadis itu selebihnya di suruh masuk kelas.

"Bunda...," gumam Ayyara. Lama kelamaan gumaman itu menjadi teriakan histeris, sontak membuat Zia kaget bahkan tanpa sengaja ia membanting ponselnya ke lantai. Ia langsung menghampiri Ayyara yang masih ngos ngosan terbangun dari mimpi.

"Lo kenapa? Bentar," Zia mengambil gelas yang berisikan air putih di atas nakas dan memberikan nya pada Keyra.

"Mimpi buruk lagi?" tanya Zia.

Ayyara meletakkan kembali gelas yang telah ia kosongkan isinya itu ditempat Zia mengambilnya.

"Mimpi tadi kayak nyata Zi," lirih Ayyara.

"Lupain oke, itu cuma mimpi gak usah lo pikirin. Demam lo udah turun sekarang kita ke kantin atau gue suruh Bila sama yang lain bawa makanan buat lo kesini?" tanya lagi Zia setelah mengecek suhu tubuh gadis itu.

Memang Zia lah yang lebih tahu tentang kehidupan seorang Ayyara Aqila Alvarezka daripada yang lain. Ayyara lebih terbuka jika bersama dengan Zia begitupun sebaliknya.

"Lo aja yang makan gue gak laper!"

"Bukan masalah kenyang atau laper nya Ay, tapi ini demi kesehatan lo juga. Ingat, lambung lo bisa kambuh kapan aja kalo lo gak makan dan jaga makanan yang lo makan." balas Zia. Ia tahu pasti gadis keras kepala di depannya ini tidak pernah sarapan di rumah. Berbeda dengannya, dirinya jika tidak sarapan sudah pasti tidak diperbolehkan kemana-mana termasuk ke sekolah, ibunya itu sangat posesif terhadap kesehatan putrinya. Ia sangat bersyukur mempunyai orang tua yang peduli terhadapnya.

"Gue gak laper Ziaa," layaknya seorang anak dengan ibunya, beginilah Ayyara jika berdua dengan Zia. Ayyara adalah Aca saat bersama dengan Zia.

"Bila sebentar lagi kesini bawa makanan pokoknya lo harus makan," kata Zia mengirimkan pesan pada Bila.

"Ya, eh bentar bentar! Zi yang bawa gue kesini siapa?" Ayyara was was menanti jawaban yang akan dilontarkan oleh Zia. Jangan sampai dia' batinnya.

"Ketos, dia yang gendong lo terus dilempar kesini, lo juga bocor sekarang ganti dulu sana." kata Zia menunjuk kamar mandi di UKS.

"Hah? Bocor? Otak gue ngelag nih,"

"Zi jangan bilang gue-"

Zia mengangguk membuat wajah Ayyara merah padam karena malu, ia berdiri lalu melihat tempat yang ia tempati. Ia menghela nafas, syukur tidak bocor di ranjang UKS. Kemudian ia buru buru memasuki kamar mandi.

*****

"Zi..," panggil Ayyara.

Zia dan Bila sontak menatap secara bersamaan gadis yang duduk di ranjang UKS setelah beberapa menit dari kamar mandi tadi. Bel istirahat juga sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Bila, Aca dan Diva awalnya sama sama ingin ke UKS tapi ketika Bila membaca pesan dari Zia, ia memutuskan untuk ke UKS duluan dan menyuruh Aca dan Diva ke kantin membeli makanan untuk dua sahabatnya di UKS.

"Berapa menit lagi pulang? Gue udah ga-"

"Tiga belas menit lagi, guru ada rapat jadi pulang cepat," potong seorang laki-laki yang baru saja masuk dengan plastik gesrek di tangannya.

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang