15. Scarlet-nya Kevin

373 12 2
                                    

Vote dan komen mu adalah semangatku!
Tandai typo ya gusy ya!

****

Sepulang sekolah Ayyara menyempatkan diri terlebih dulu di toko Es Krim, cewek itu mempunyai kesukaan yang sama seperti cewek pada umumnya, ia tidak akan menolak tawaran jika seseorang menyogoknya dengan makanan dingin yang menjadi favorit hampir semua orang.

"Bik tolong masukin kulkas ya," pinta cewek yang baru memasuki rumah pada pembantu yang bisa dikatagorikan cukup ramah itu.

Setelah mengganti seragam dengan baju santainya, ia langsung kembali ke dapur. "Sepi amat bik, pada kemana?" tanya Ayyara mengamati sekitarnya, ia sudah duduk dikursi meja makan setelah mengambil dua stok es krim dengan rasa Coklat.

"Den Kevin belum pulang non, kalo bapak sama nyonya baru aja keluar katanya mau belanja bentar."

Cewek dengan rambut silver itu mengangguk pelan, terlalu sibuk menikmati coklat dingin itu.
Suara deruman motor terdengar sangat berisik, jika satu motor tidak mungkin seberisik itu pasti itu kakaknya dengan segerombolan geng abal-abalannya, pikir gadis itu. Dan benar saja, kini mereka sudah memasuki pintu utama untuk menuju ke- ruang game yang biasa Kevin gunakan untuk berkumpul.

"Mentang-mentang temen Kevin main nyolong aja masuknya, salam dululah minimal!" gumam Ayyara memandangi tujuh cowok berbadan kekar itu tanpa menyadari kehadirannya.

***

"Sepi amat Vin," kata Kenzo sesampainya di dalam ruangan itu, ia mengambil posisi duduk disamping Devan di sofa.

"Adek lo mana Vin?" tanya si paling buaya, Althaf.

"Orang yang ditanya dulu itu emak abah nya lah elo langsung adek cewek Kevin," heran Zidan mengerut dahinya pusing.

"Agak lain emang," ucap Kenzo dibalas cengiran bodoh oleh pemuda di depannya itu.

"Motornya ada berarti orangnya juga ada."

"Yaudah gue ganti baju dulu!" lanjut Kevin meninggalkan para sahabatnya di ruang game.

"Mabar cuy," kata Althaf mengeluarkan si petak hitam dari saku celananya.

"Gak ah malas!" balas Kenzo.

"Si Kevin mah gak tahu apa gue kesini mau numpang makan ama minum," gerutu Zidan mengelus perut kotak-kotaknya layaknya pengemis yang kelaparan membuat yang lain memutar bola matanya malas.

***

Setelah menghabiskan dua stik es krim, kini gadis yang memakai baju kaos oversize berwarna Coklat tua dipadukan dengan celana hitam selutut nampak ceria. Aliran darahnya serasa dingin setelah melahap es krim coklat tadi, sejak tadi siang moodnya sedang bagus.

"Loh hoody yang gue tarok tadi mana?" Ia menggaruk pelipisnya mencoba berpikir keras, itu adalah salah satu barang paling berharga yang sangat ia jaga.

"Jangan hilang, please!" lirih Ayyara dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia mencoba mencari keseluruh penjuru kamar namun hasilnya nihil. Seingatnya tadi ia meletakkan hoody hitam polos itu di atas kasur, lalu ia langsung ke dapur tapi sekarang kemana hoody itu?

"Bik...bibi," teriak Ayyara dari dalam kamar.

Tak melihat tanda-tanda akan kehadiran sang wanita tua yang dipanggil bibi, gadis itu berinisiatif mencarinya ke dapur.

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang