35. Semakin Renggang

137 3 0
                                    

Happy reading!

*****

Pulang sekolah Kevin dan Ata benar-benar mengunjungi rumah sakit tentunya dengan amat terpaksa. Terlebih Kevin, cowok itu hanya mengikuti Ata yang menarik lengannya mengikuti setiap langkah sepupunya hingga berada tepat didepan pintu VIP rawat inap yang menjadi tujuannya. Ada Devan dan Zidan yang juga ikut bersama, berjaga-jaga terjadi perkelahian nanti.

"Serius nih minta maaf sama musuh?" tanya Zidan menggaruk tengkuknya tak gatal.

Ata berdeham pelan. Jika bukan karena Ayyara ia juga ogah berada disini.

"Gue tunggu disini."

Devan duduk dikursi kosong tempat yang biasa dijadikan tempat tunggu.

"Gue juga," ujar Zidan.

Kevin melepaskan ransel hitamnya, melemparkannya pada sisi kosong disamping Zidan. "Lo aja yang masuk, minta maaf. Gue gak Sudi!" kata cowok itu ikut duduk dikursi yang dilempar tas barusan.

Pupil mata coklat terang itu melebar. Jelas Ata tidak setuju.

"Lo mau Ay makin marah sama kita?"

"Jangan berisik, ini rumah sakit. Masuk terus minta maaf, udah." lerai Devan memutar matanya malas.

"Gak seenak jidat Lo, anjir." kesal Ata mengumpat.

"Lo gak tau aja, siapa orang yang mau mereka mohon maaf itu." celetuk Zidan membuat Devan menoleh padanya.

Memang ia tidak tahu, karena kemarin ia tidak ikut berkumpul di rumah yang sudah biasa mereka jadikan basecame dan juga tidak ikut ke bergabung bersama inti Agroves lain saat disekolah tadi karena urusan olimpiade yang akan ia wakili tahun ini.

"Emangnya siapa?"

"Lion," jawab Kevin mengeraskan rahangnya.

"Gila Lo? Jangan becanda!" Devan bahkan melepaskan tas dibahunya secara kasar.

"Gak ada yang becanda, Van." tutur Zidan menimpali.

Sedangkan didalam ruangan rawat Lion Altara, Ayyara membantu cowok yang memakai baju pasien itu makan hingga selesai dan meminum obat yang diberikan oleh dokter untuk mempercepat sembuh dan meredakan nyeri pada luka Alta terutama rahangnya.

"Thanks," papar Alta dengan senyum tipis.

Ayyara mengangguk. "Sorry, gara-gara gue Lo jadi gini."

"Bukan karna lo, gue yang harusnya minta maaf karena gak gue lalai jagain lo." ucap Alta menatap raut wajah yang terlihat penuh penyesalan itu.

"Lo kan gak tau kalo gue gak bisa berenang."

"Oh ya, Lo pulang sekolah langsung kesini? Kenapa gak pulang dulu, ganti baju, istirahat, lo juga belum makan kan pasti?" ujar Alta membuka topik baru.

"Hm, nanti."

"Ayo gue anter pulang!" Alta hampir saja melepaskan jarum impus yang terpasang di tangannya jika saja Ayyara telat mencegah.

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang