7. Bersama Inti Agroves

483 20 0
                                    


Happy reading

Vote dan komenmu adalah semangatku, jadi jangan lupa tekan bintangnya ya!

Semangat bacanya biar aku juga semangat ngetiknya!!

*****
Ayyara berjalan menuruni tangga dengan santai, seragam yang sudah rapi. Pagi pagi sekali ia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, entah ada hal apa yang membuatnya bersemangat sekali.

"Sini sayang sarapan dulu." Vidya yang sedang duduk di kursi meja makan bersama Rezka, dan Kevin memanggil gadis dengan rambut bercat silver itu untuk bergabung bersama saat melihat anak gadis tirinya itu menuruni tangga dari kamar lantai atas.

Namun jawaban yang dilontarkan Ayyara ra jauh dari yang diharapkan. "Ayyara gak minat sarapan sama orang asing," ucap Ayyara kemudian menyampirkan ransel hitam polos itu di bahu kanannya.

"AYYARA." geram Rezka menatap penuh peringatan pada sang anak.

"Udah mas, aku maklum mugkin Ayyara belum terbiasa sama kehadiran aku," potong Vidya menatap sendu kepergian putri tirinya.

*****

Gerbang SMA Antariksa sudah tertutup rapat sejak lima belas menit yang lalu, gadis dengan rambut bercat silver itu memarkirkan kendaraannya jauh dari wilayah pekarangan SMA Antariksa. Ia berjalan menuju belakang sekolah.

Dan pagi ini, Ayyara harus memanjat-
lagi. Memang ia datang awal awal sekali tadi, bahkan ia lewatkan jadwal sarapan pagi hanya ingin berangkat lebih awal ke- markas dulu baru sekolah.

"Manjat lagi, manjat lagi." Ayyara menghela nafas sejenak lalu menaiki tembok pagar belakang sekolah. Ia memutuskan untuk melompat masuk lewat belakang, seperti kebiasaannya di sekolah sekolahnya dulu jika gerbang sudah ditutup.

Meskipun SMA Antariksa adalah yayasan milik Alvarezka, keluarganya. Tidak membuat keberaniannya hilang karena akan berhadapan langsung dengan ayahnya nanti jika kebiasaan buruknya dilaporkan pada tuan Rezka.

Namun ternyata dibawah sana terdapat sosok pemilik mata coklat gelap yang menatapnya dingin.

Dengan nafas yang tersengal- sengal Ayyara terus berusaha untuk memanjat tembok yang menjulang tinggi itu. "Ke sekolah berasa mau jadi atlet manjat tebing aja gue, mau heran tapi ini gue, Ayyara Aq-"

"-Aqila Alvarezka"

Suara itu membuat Ayyara menatap kebawah, sedikit kaget dengan laki laki almamater osis yang melekat pada tubuhnya yang hendak menghukumnya kemarin, namun diundur karena kemarin adalah hari pertama gadis itu menginjakkan kakinya di SMA Antariksa tapi tidak berlaku untuk hari ini.

Zayyan.

Laki laki yang menjabat sebagai ketua osis di SMA Antariksa itu menatap tajam Ayyara, ia tidak akan membebaskan hukuman pada gadis itu meskipun ia adalah anak kandung dari pemilik yayasan sekolah ini sekaligus adik dari sahabatnya.

"Turun!" suruh laki laki itu tak terbantah.

"Kepergok juga gue," gumam Ayyara menatap kesal ketos yang juga menatapnya dingin itu.

"Lompat!" lagi, instruksi Zayyan pada gadis yang tak kunjung turun dari pembatas antara belakang sekolah dengan lapangan kosong itu.

Marga AlvarezkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang