9. Family Man

150 24 2
                                    

It's a rare condition, this day and age
To read any good news on the newspaper page
Love and tradition of the grand design
Some people say it's even harder to find

<<>>

Sambil bersenandung kecil Salome memasuki pekarangan rumahnya yang dipenuhi dengan bunga-bunga milik Tigris sang abang yang bermekaran. Sebelum mencapai gagang pintu, dia melirik jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit. Dia jadi heran sendiri mengingat ternyata dirinya sudah cukup lama berada di rumah Angeli mengobrol bersama temannya yang lain.

Karena terlalu hanyut mengingat pembicaraan mereka tadi, Salome sampai lupa jika rumahnya sudah tidak terkunci lagi. Dengan santai dia mengucap salam lalu melepas kan sepatu miliknya, tanpa sadar jika Nayaka sudah duduk manis di sofa ruang tamu dengan laptop dipangkuan pemuda itu, yang katanya akan pulang cukup sore hari ini.

Salome sudah ingin berbelok menaiki tangga disaat Nayaka terlebih dahulu menyapanya. "Tumben pulang lama Chil, biasanya sekarang udah sibuk beres-beres rumah." Naya mengangkat sebelah alis "darimana aja?" Tanyanya menambahkan.

Salome langsung menolehkan kepala, dia terbelalak kaget disaat melihat sang kakak sudah pulang memakai baju santainya.

"Lah, kak Naya udah pulang?" Salome kemudian memilih melangkah mendekati Nayaka dengan tas masih setia digendongnya.

Nayaka mengangguk pelan "udah dari tadi malahan, kamu darimana aja?" Tanyanya lagi memastikan.

"Aku baru dari rumah Angeli. Pulang sekolah tadi, dia ngajak main kerumahnya, katanya tante Yuna lagi buat brownies banyak buat pesanan." Salome menjelaskan alasan dirinya pulang telat hari ini.

"Kok nggak kasih kabar tadi? Papa sempat khawatir loh, soalnya hp kamu ketinggalan dikamar jadi susah ngehubungin  nya."

"Papa?" Salome mengerutkan kening mendengar papanya disebut, "emang papa juga udah balik kak?"

"Hm udah, tu papa di dapur lagi masak, mau buat mi goreng buat anak cewek kesayangannya katanya." Nayaka berkata dengan raut sedih yang dibuat-buat, dengan menekankan kata 'kesayangannya'.

"Ih beneran papa udah pulang?" Salome menghiraukan wajah Nayaka dia malah bertanya dengan mata membulat ingin tahu.

Melihat sikap adiknya yang terlampau senang mendengar sang papa pulang cepat, Nayaka jadi terkekeh pelan. Dia tersenyum menyakinkan Salome, "udah Sha. Makanya ganti baju dulu sana, kakak mau selesaiin ini dulu, bentar lagi siap. Biar nanti bisa makan sama-sama" Katanya menunjukkan tugas yang sedang ia kerjakan.

Salome yang cukup penasaran malah menundukkan kepalanya memerhatikan laptop milik sang kakak, menghiraukan perkataan Nayaka untuk segera mengganti pakaian. Melihat Salome yang mengerutkan kening bingung memperhatikan laptopnya, membuat Nayaka gemas mencubit pipi adik perempuannya itu.

"Kalo baru pulang sekolah, biasakan langsung ganti baju dek. Bukan kepoin tugas orang."

Mendengar perkataan Ephraim sontak membuat keduanya jadi menoleh. Namun sesaat kemudian Nayaka kembali menyelesaikan tugasnya, sedangkan Salome melebarkan mata melihat papanya sudah berada di rumah secepat ini.

"Papa..." Salome memekik  senang, dia berlari kearah Ephraim lalu memeluknya. "Salome kangen banget tau sama papa. Kok nggak bilang hari ini pulang cepat sih Pa?" Salome mendongakkan kepala menatap wajah papanya, "kan Salome bisa nyiapin makanan buat papa."

Ephraim tersenyum menatap putri satu-satunya itu, dia mencubit pelan hidung Salome tanpa membalas perkataannya, lalu kemudian mengeratkan pelukan mereka.

Dua Remaja Satu Cerita |ft. HaeselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang