14. Do It Like That

135 15 6
                                    

I think he knows.
His footprints on the sidewalk,
Lead to where I can't stop.

I Think He Know_TS

<<>>

Pagi-pagi sekali Salome sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia sengaja bangun cepat hari ini agar dapat menyiapkan nasi goreng untuk dirinya dan sang kakak, serta bekal yang ingin ia berikan nanti untuk Hector sebagai ucapan terima kasih atas bantuannya semalam.

Kedua kakak kembarnya sedang tidak ada dirumah sehingga tanggung jawab membuat sarapan hari ini terpaksa harus ia yang lakukan, sebab Nayaka sang kakak yang masih molor, tidak dapat diandalkan jika berurusan dengan dapur. Disaat jam menunjukkan pukul empat lewat empat puluh lima tadi gadis bersurai panjang tersebut bangun dari tidurnya. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur lalu memakai appron milik kakak ke duanya, kemudian memulai kegiatan memasaknya.

Nayaka baru bangun disaat dirinya sudah rapi dengan seragam miliknya bersiap untuk sarapan.

"Pantesan harum banget dari tadi, ternyata ada nasi goreng toh!" Masih dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya, Nayaka mendudukkan dirinya di hadapan Salome "makanan yang semalam udah habis ya Sha makanya masak sekarang?"

"Nggak kok kak masih ada tu, mau aku ambilin?"

Nayaka menggeleng "nggak usah, ini aja."

Salome mengangguk. Dia kemudian pergi ke area wastafel lalu datang ke arah meja membawa segelas air. Dia menyodorkan gelas itu pada Nayaka yang sedang menunduk menatap ponselnya, merasa ada pergerakan pemuda berkaus hijau neon itu mendongak. Beberapa saat kemudian dia tersenyum sembari menerima gelas tersebut.

Keduanya menikmati sarapan dengan tenang, tidak ada pembicaraan diantara mereka. Nayaka sibuk menghabiskan nasi goreng buatan adiknya yang entah mengapa hari ini sangat enak menurutnya.

"Kamu lagi happy ya Cil waktu masak nasi gorengnya tadi, soalnya rasanya mantap banget. Lebih enak dari sup buatan si babang tau." Nayaka berujar heboh ketika memasukkan suapan terakhir ke mulutnya.

Salome terkekeh kecil, "masa sih kak?"

"Iya loh Cil. Enak banget lo, sumpah!"

Salome tidak bisa menahan tawanya mendengar perkataan sang kakak, apalagi dengan dua jarinya yang ia angkat sebagai tanda serius.

"Syukur deh kalo kakak suka, aku tadi udah ragu nasi gorengnya nggak bisa dimakan."

"Apanya yang nggak bisa, malahan rasanya udah kayak masakan restoran terkenal tau Sha." Nayaka membalas tatapan Salome yang sedang menatapnya penasaran.

"Serius?"

Nayaka mengangguk semangat tak lupa tersenyum menyakinkan. "Emang mau dikasih sama siapa sih bekalnya, crush kamu ya?"

Salome yang sedang minum tehnya langsung tersedak mendengar perkataan sang kakak. Dengan gerakan heboh ia meletakkan gelasnya lalu menepuk pelan dadanya.

"Ohok ohok ohok..."

"Ya ampun Sha, masih kecil aja udah cinta-cintaan aja kamu." Ujapnya santai sembari bangkit dari duduknya kemudian mengambil tisu lalu mengarahkannya pada sang adik. Ia kemudian menepuk pelan punggungnya membantu.

Dirasa cukup tenang, Nayaka kemudian memberikan segelas air putih pada Salome. "Perasaan kakak cuman bercanda loh tadi Sha," dia tertawa melihat sang adik yang merenggut.

"Kakak sih pertanyaannya tiba-tiba banget."

"Lah, kamu aja yang kaget banget di tanyain kayak gitu." Nayaka mencibir "apa jangan-jangan memang buat pacar kamu ya bekal nya?"

Dua Remaja Satu Cerita |ft. HaeselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang