13. OMG

198 26 13
                                    


You show up with no hesitation

Make they keep on asking me,
"Who is he?"

Can this be real?









<<<>>>

Dengan kepala tertunduk Salome memasuki kelasnya mengacuhkan tatapan teman sekelasnya yang sedang berbincang ria di selasar kelas menunggu kedatangan guru. Dia mengedarkan tatapannya ke penjuru kelas yang mendapati Rovitha asik dengan ponselnya, Salome kemudian duduk didepan gadis itu.  Ia menghela nafasnya lelah lalu dengan gerakan lambat dia melipat tangannya menenggelamkan kepalanya disana.

Rovitha melirik singkat pada Salome yang membenamkan kepalanya ingin tidur, "hoodienya kayak kenal, punya siapa Sha?"

Salome langsung menegakkan punggungnya mendengar perkataan Rovitha, ia berbalik menatap Rovitha yang masih setia memandang hpnya, "Hoodie yang mana maksud lo?" Tanya Salome mengerutkan kening, laau beberapa saat kemudian ia tersadar akan sesuatu "kalian buka tas gue ya?"

"Angeli pengen pinjam buku pkn tadi padahal kita nggak ada yang bawa, karena terdesak Grey ambil aja dari tas lo katanya lo rajin bawa buku." Rovitha berhenti sebentar untuk mematikan ponselnya lalu membalas tatapan Salome, "kenapa? Biasanya juga lo nggak pernah marah kan kalo tas lo dibongkar tanpa ijin, kenapa sekarang kesal? Karena hoodienya si Hector?"

Rovitha dapat melihat Salome terkejut, dengan kedua mata gadis itu yang terbelalak melihat kearahnya yang sontak mengundangnya untuk tersenyum, "kenapa Sha? Kaget ya?"

"Lo tau dari mana itu punya Hector?"

"Lo lupa Sha kalo gue pernah pacaran sama Javas?" Rovitha terkekeh gemas menyadari raut gugup Salome, "gini-gini gue tau banyak kali tentang mereka. Jadi sebelum gue lebih penasaran lagi." Rovitha berhenti sejenak hanya untuk membuat Salome semakin panik "keberatan buat cerita Salome?"

Salome tahu cepat atau lambat teman-temannya akan mengetahui semuanya. Apalagi mengingat kejadian di kantin tadi pasti akan sangat menghebokan. Tetapi untuk saat ini ia masih belum bisa mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak bisa fokus mengingat keadaan Hector yang cukup kacau tadi, dia masih kepikiran dengan darah yang merembes dari bibir pemuda itu yang cukup membuat kepalanya pusing. Untungnya kedatangan Grey disusul guru yang mengajar mereka hari menyelamatkannya dari tatapan lapar Rovitha mengenai insiden Hoodie tersebut. 

Rovitha berdecak kesal lalu menendang kecil kursi Grey disamping Salome dari belakang yang membuat gadis itu menoleh lalu menatapnya tajam, "Apaan sih bitch, ganggu tau." bisiknya geram.

"Awas ya lo Sha, lo berutang penjelasan sama gue." tanpa menggubris perkataan Grey, Rovitha kembali menendang kursi Salome yang hanya dibalas gadis itu dengan gumaman kecil.

"Bacot lo." timpal Grey dengan tatapan kedepan mendengar penjelasan guru yang sedang menjelaskan.

<<<>>>


Selama dua pelajaran terakhir Salome tidak bisa fokus sama sekali, pikirannya hanya dipenuhi  Hector. Dimulai dari tatapan pemuda itu padanya tadi, caranya menumbangkan sang lawan dengan emosi, serta memar di wajah pemuda itu terngiang-ngiang di kepalanya. 

Beberapa kali Grey menyenggol lengannya agar tersadar dari lamunan berkepanjangannya. Sedangkan Grey yang melihat tingkah Salome menggelengkan kepalanya heran, bertanya-tanya mengapa sahabatnya itu banyak sekali melamun hari ini. Grey menghembuskan nafasnya melirik  Salome yang membereskan buku miliknya setelah bel pulang berbunyi dengan wajah orang yang seperti tertekan.

Dua Remaja Satu Cerita |ft. HaeselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang