5. Home is Such a Lonely place without you.

155 34 0
                                    

I wish that you would stay in my memories
But you show up today, just to ruin things
I wanna put you in the past 'cause I'm traumatized

Memories-Conan Gray

<<>>

Tepat setelah mereka meninggalkan Javas dan Hector, hujan langsung turun mengguyur kota dengan begitu derasnya. Membuat kendaraan diluar berlomba-lomba dengan kecepatan tinggi, berharap segera sampai ke tujuan.

Lain halnya dengan Salome dan kedua sahabatnya, dimana selama perjalanan Grey mengemudikan mobilnya lumayan santai, seperti tidak ada niatan untuk pulang cepat. Padahal Salome sejak tadi sudah sangat pengap dengan aroma mobil gadis itu, bukan karena bau atau semacamnya, hanya saja Salome tidak bisa lama-lama menghirup udara didalam mobil. Dia akan langsung merasakan pening juga mual yang tak tertahankan.

Untuk menghindari hal tersebut terjadi, Salome memilih mendekatkan wajah nya pada kaca mobil menatap keluar, dan menikmati bulir air yang jatuh menerpa kaca. Dia tersenyum tipis, entah mengapa dia selalu suka disaat hujan seperti ini, namun sebentar Salome kemudian mengusap hidungnya guna menutupi bau mobil. Senyaman nyaman nya hujan diluar sana, masih kalah dengan aroma mobil Zoe selaku pacar Grey yang cukup menyengat.

Grey sepertinya menyadari pergerakan Salome yang walaupun sudah biasa dia lihat, tetap saja masih selucu itu baginya. Melihat gadis itu menahan mual, bisa jadi hiburan tersendiri. "Kenapa Lo? Pengen muntah?" Grey melirik Salome seraya tersenyum jahil fokus mengemudikan mobil Zoe yang ia pinjam secara paksa. "Ato pengen turun aja?"

"Mobil pacar Lo bau tau Grey, Lo nggak ada niatan apa buat ganti?"

"Lo aja yang kolot. Naik mobil mewah aja pake acara mabok segala. Heran!"

Salome mendelik tak suka "Bukan kolot ya Bu, bukan juga mabok perjalanan. Gue itu menderita suatu penyakit, lebih tepatnya motion sickness."  Salome mengusap kembali hidungnya "Dan karena aroma mobil Kak Zoe terlalu tajam, penyakit gue jadi kambuh.

"Pala Lo penyakit. Mabuk ya mabuk, nggak usah sok keren deh." Grey membalas tak kalah sebal, gadis itu merotasi kan bola matanya malas.

"Ih, gue serius Grey. Kita itu bisa mabuk di mobil ka—"

"Lo yang mabok bukan kita." Grey memotong perkataan Salome membuat gadis itu menghela nafas

"—karena otak kita merespon suatu racun, jadi tubuh kita membuat suatu pertahanan diri dengan muntah. Jadi..." Salome menghentikan perkataannya sebab Grey menatapnya dengan tiba-tiba

"Sha.."

"Huh?"

"Apa muka gue kelihatan perduli sama penjelasan Lo itu?" Mata Grey fokus ke depan memperhatikan jalanan yang hampir tidak terlihat lantaran hujan masih belum juga reda.

"...."

"Daripada jelasin itu sama gue, mending Lo liat temen lo yang dibelakang deh. Masih hidup apa kagak?"

Salome langsung mengalihkan wajahnya ke rear-vision mirror, melirik Rovitha dibelakang yang dari tadi tidak mengeluarkan suara, sesaat disaat mata mereka bertemu Salome bisa melihat mata gadis itu memerah. Menyadari hal itu Rovitha langsung mengalihkan pandangannya menjauhi tatapan Salome, seolah menegaskan dia tidak ingin diganggu. Salome mengerjap dan  menipiskan bibirnya paham. Dia kembali menatap kaca sambil melihat keluar jendela yang memperlihatkan orang-orang, yang sudah mulai berlalu lalang lantaran hujan sudah mulai reda.

Dua Remaja Satu Cerita |ft. HaeselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang