God, I Wish That You Had Thought This Through
Before I Went And Fell In Love With You
You Betrayed Me,
And I Know That
You'll Never Feel Sorry
For The Way I HurtTraitor-Olivia Rodrigo
<<>>
Selama pembelajaran pastinya siswa perlu "ruang untuk bernapas" agar proses menjadi berjalan terarah. Sepertinya semua pasti akan senang jika sesekali guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pemikiran dengan kata-kata dan gerakan, karena hal tersebut cukup penting. Apabila hal tersebut diindahkan, maka mungkin sekali akan terjadi pemberontakan terpendam di dalam kelas yang bisa menyebabkan kelas akan terbalik keadaannya dari yang guru harapkan.
Dan salah satu pemberontak itu adalah seorang Hector, yang membuat gaduh kelas karena mengeluh bosan atas penjelasan Pak Dion dan temannya yang lain mengikutinya merecoki guru tersebut. Akhirnya Pak Dion mengalah dan menyelesaikan pembelajaran mereka, dan juga karena setelah ini para guru juga akan melaksanakan rapat.
Selepas kepergian pak Dion kelas semakin gaduh, tetapi lain halnya dengan Hector yang lebih memilih menenggelamkan kepalanya ke meja dan menutup matanya. Kemudian tiba-tiba saja sesuatu menepuk lengan kanannya dengan sedikit kencang, membuatnya meringis kesakitan menyebabkan dia mengangkat wajah melihat si pelaku .
Hector berdecak "Sakit bego. Apaan sih Eric?" Hector menyorot kesal pada Eric seraya mengusap lengannya yang tertutupi hoodie coklat nya.
"Lah napa dah lu?" Tanya Eric bingung
"Tau ah. Ada apaan sih emang?"
"Mabar bro, Lo kan ahlinya."
"Lagi mager gue. Lo pada aja gih." Elaknya kemudian tidur lagi. Eric yang melihat wajah Hector berdecak dan memilih kembali kebelakang bergabung bersama yang lain.
Suara notifikasi dari hpnya membuatnya batal terjun ke alam mimpi, dia melirik hpnya yang menampilkan pesan dari Javas yang mengatakan bahwa mereka sedang ada di rooftop. Hector mengerutkan kening, dia berpikir sebentar sebelum memilih beranjak dari kursinya menuju rooftop. Hector mengabaikan panggilan dari temannya, dia lebih memilih keluar kelas. Disaat melewati koridor Hector menatap ke atas melihat Rigel yang melamun. Tidak biasanya, batinnya.
Sesampainya di sana Hector mendapati Nohan yang tertidur disalah satu sofa kusam dan disampingnya ada Javas yang bermain hp serta Rigel yang masih setia duduk di pagar pembatas seraya menghirup sebatang rokok di tangannya.
Hector menaikkan salah satu alisnya melirik Rigel. Tidak seperti biasanya cowok itu merokok. Diantara mereka semua, Rigel salah satu yang sangat jarang menyentuh gulungan tembakau tersebut. Dia hanya akan menghisap sebatang dikala bosan dan disaat dia banyak pikiran, dan yang membuat Hector berpikir adalah masalah apakah yang sedang dialami sahabatnya itu sehingga bisa sampai seperti ini. Karena Hector berani bertaruh bahwa cowok itu tidak sedang bosan, sebab sekarang bukan waktunya berbosan ria menghirup nikotin serta membiarkan tubuhnya mengeluarkan aroma rokok. Untuk sekedar informasi Rigel merupakan salah satu anggota OSIS sekolah, Rigel selalu rajin update bila sewaktu-waktu ada razia kepada mereka, dan baru tadi pagi cowok itu mengatakan bahwa sepulang sekolah akan dilaksanakan razia besar besaran bagi kaum adam.
Hector mendekat kearah mereka, ditepuknya lengan Nohan pelan "Kenapa tuh anak satu? Ngak biasanya."
"Ck, Gue ngak tau." Nohan mengeram pelan dengan suara seraknya.
Hector mendengus dia kemudian menolehkan kepalanya menatap Javas yang sibuk dengan gadgetnya "Kenapa Jav?"
Javas masih setia dengan HP nya menyahut santai. "masalah OSIS kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Remaja Satu Cerita |ft. Haeselle
FanfictionKebohongan yang Salome ungkapan waktu itu mengakibatkan dirinya harus terjebak dengan Hector, si berandalan dari gedung sebelah yang juga salah satu inti dari komplotan anak nakal di sekolahnya. Bersama Hector, Salome diajak merasakan kisah-kisah un...