12. Man in the Movie

146 26 3
                                    

A person who I thought
I only met in my dreams
Is right in front of me,
Like a man in a movie
When we meet eyes
Like we're stars in a movie,
perfect.






<<>>

Hector yang sedang memejamkan mata dengan salah satu lengannya, menyergit samar mendengar hpnya yang berbunyi. Dengan malas dia membuka mata melihat pesan tersebut, dia sedikit khawatir kalau-kalau Javaslah yang mengirimkan pesan dan mengatakan jika pak Siwan sudah masuk ke kelas. Namun nyatanya bukan demikian, pemuda satu itu malah mengirimkan pesan tidak jelas, yang membuat Hector membuka lebar matanya membaca pesan itu.




J for Jancuk

Target sedang menuju lokasi. Siap-siap!



Hector menaikkan salah satu alisnya bingung, siapakah target yang Javas maksudkan. Pak Siwan? Tidak mungkin, guru satu itu tidak akan mau membuang waktunya hanya untuk seorang Hector.

Jadi siapa? Pikirnya sekali lagi.

Hector langsung menegakkan tubuhnya disaat mendengar pengawas perpustakaan menyapa seseorang. Salah satu tangannya memegang keningnya sebab kepalanya sedikit pusing. Dia hendak mengetikkan sesuatu pada Javas menanyakan siapakah yang ia maksudkan, tetapi langsung terhenti lantaran orang yang ia tanyakan sudah berada tepat dihadapannya. Hector mengangkat wajahnya menatap orang tersebut, dia sempat terkejut namun dengan cepat menguasai diri. Dia menaikkan salah satu alisnya, seolah bertanya apa yang gadis itu lakukan disini.

Salome yang ditatap seperti itu sedikit gugup, dia menggigit bibir seraya menjauhi tatapan Hector.

"Lo ngapain?"

"Hm?" Salome mendongak melirik Hector, dengan sedikit gugup gadis itu menjawab "ah, gu-gue mau ngembaliin hoodie lo yang waktu itu sempat gue pinjam. So-sorry, gue nggak langsung balikin kemarin soalnya belum kering."

Hector masih setia menatap gadis itu tanpa berniat menjawab sehingga membuat Salome bergerak-gerak gelisah ditempatnya. Melihat hal tersebut Hector mendengus geli, heran mengapa gadis itu sekarang menjadi lebih kalem dari pertemuan pertama mereka, dimana gadis itu cukup keras. Hector menggeleng kecil lalu menyuruh Salome mendekat.

"Yaudah, siniin."

Salome kemudian memberikannya kepada Hector "Makasih buat yang kemarin dan gue minta maaf karena gue, lo jadi repot."

Hector yang sedang memperhatikan hoodienya di kantung bawaan Salome mengerutkan kening, dia menatap Salome dengan mata menyipit, "serius lo mau ngucapin terima kasih?"

"I-iya, emang kenapa?"

"Tapi kayaknya lo nggak niat deh," Hector meletakkan kantong tersebut di sampingnya "terbukti dengan lo yang nggak bawa apa-apa cuman hoodie nya aja."

Salome mengerjap bingung, merasa aneh dengan perkataan Hector. "Maksud lo?"

"Ya ini nih, harusnya kan lo selipin makanan kek apa kek, sebagai tanda balas budi. Ini lo malah ngasih hoodienya doang." Katanya mengadu dengan mencebik malas.

Karena emang dasarnya Salome sedikit lemot, dia semakin mengerutkan kening bingung seraya memiringkan kepala "makanan apaan sih maksudnya? Gue nggak ngerti." Jawabnya menggeleng kecil. "Lo mau gue beli makanan buat lo? Iya?"

Dua Remaja Satu Cerita |ft. HaeselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang