#44#

175 17 8
                                    

Enjoy!




Dan benar saja hari dimana Vante, Jeven dan Zio akan tiba di negara sendiri pun datang. Feo walau tidak stand by di depan pintu, tapi dia tetap membawa banner bertuliskan kata yang Jeven minta, siapa tau habis ini ada notif dari Bank Jeven 🤟🤡

Waktu itu ketujuh diantaranya akhirnya dipertemukan kembali, dengan sekumpulan kerinduan, kasih sayang dan sejumlah cerita yang ingin disampaikan. Berpelukan dengan erat dan tangis bahagia.

Tidak sesulit itu kan? Mereka ternyata masih diberi kesempatan untuk berkumpul. Mungkin ada beberapa yang pangling. Seperti Zio yang bertambah tinggi, Arsen yang memutuskan memakai kacamata, Jeven yang merubah warna rambutnya menjadi coklat, Vante yang rambutnya sedikit gondrong dan Feo yang kini punya tatto di bahunya. Kan si bontot mulai nakal.

Hari itu Zio,Vante dan Jeven pulang terlebih dahulu ke rumah masing-masing. Melepas rindu dengan keluarga dan baru keesokannya mereka akan berpesta berkumpul di rumah Vante.

Setiap ibu memberikan hadiah untuk Zio,Jeven dan Vante. Tapi mereka bertiga juga tidak melupakan hadiah sebaliknya untuk yang lain. Banyak oleh-oleh dan hadiah yang saling diberikan.

Di sisi lain Jeven sudah mengancam setiap sahabatnya dengan uang sogokan, benar-benar mengancam agar tidak membocorkan hubungan pacarannya. Ditengah acara makan-makan, Karli membuka obrolan mengenai pasangan.

"Klarifikasi coba Fe, sebenarnya lu pacaran sama Jian atau Jehan? Gw masih bingung, di akun base sih nongkinya sama Jian tapi love doveynya sama Jehan."

Sevan dan Arsen sih paham, tapi yang lain masih ngang-ngong sama pertanyaan Arion.

"Kenalin dulu anjir, gw kagak kenalan sama Jian Jehan." Sembur Vante.

"Dua-duanya anak teknik, Mereka kembar. Cuma gw bingung ini si bontot nempelin keduanya." Penjelasan dari Sevan. Disusul Arsen yang menunjukkan Foto dari base kampus.

Jian si cantik tapi garang atau Jehan si cool tapi loyal. "WANJER!!! Hoki banget si Feo."

"Sama Jian. Tapi Jehan ga bisa gw tolak, ini mereka keknya ga bisa lepasin gw."

Kan, si bontot beneran nakal kan.
Sevan siap-siap mau ngadu ke ibu-ibu yang sibuk gibah dilain meja tapi keburu di cekokin daging sama Feo.

"Fe.. bagus! Lanjutkan!" Kata Jeven.

"Tapi emang beneran Jehan tuh susah ditolak pesonanya, waktu itu aja Arion pernah dikasih nasi mentai terus hadiah mahal pas ulangtahun." Feo mencari pembelaan dari Arion.

Arion yang asik dan fokus sama kerangnya agak kurang fokus. Feo merengek dan menggoyang-goyangkan lengan Arion. Arion menghela nafas, mau makan kerang aja ga bisa santai. Kenapa pula dia ngambil duduk disampingnya Feo.

Baru saja Arion ingin membuka suara, Sevan sudah memotongnya. "Hilih, Setiap fakultas pasti ada seenggaknya satu orang yang ngecrushin Arion. Ngasih ini ngasih itu, ada yang confess juga di base. Ujung-ujungnya gw yang kena."

Arion melayangkan sinisan. "Ngaca sev! Lu kan juga didemenin sama kating cewek."

Mereka asik dengan obrolan sampai-sampai Arsen yang pertama kali sadar pada Zio yang diam-diam terus memperhatikan Arion. Zio fokus membukakan kerang dan memisahkan cangkangnya.

Dia hendak memberikan itu untuk Arion yang kesusahan membuka sedari tadi.

"Kalau lu gimana Zi?" Tanya Arsen.

"Gw?"

"Iya, ga usah ngang-ngong deh." Tambah Feo.

"Dia sibuk terus, ga ada waktu buat pacaran katanya. Padahal ada cowok manis yang mau deketin dia." Bocor dari Jeven yang terus memantau Zio.

Sorry, BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang