Noted : Latar chapter kali ini sama dengan latar di book Like Water, ini adalah bagian dimana Arion yang berhasil menutup cinta di masa lalunya. Cinta sesaat yang menyembuhkannya. Dia dengan Jeff.
.
Happy reading
.Arion menimbang-nimbang haruskah ia menerima ajakan Jeff untuk bertemu? Bagaimana jika ia meminta izin kepada Zio dan Zio tidak mengizinkannya?
Dan suatu pesan yang akhirnya menguatkan niatnya untuk tetap datang.
"Sekali saja dan kita akhiri ini secara damai."
Mau bagaimana lagi? Arion pun mengiyakan ajakan bertemu itu. Maka dari itu di siang ini saat Zio tengah bersiap-siap menuju kantornya lagi Arion menahannya sebentar.
"Kenapa nih?" Tanya Zio menatap Arion dengan tatapan hangat. Hari ini memang ia tidak sedang bekerja. Makanya Zio nampak sangat senang walau berganti ia yang harus keluar rumah.
"Gue... gue mau.. ketemu sama.. Jeff."
Hening lalu diam, Zio membiarkan Arion degdegan mendengar jawaban apa yang akan ia sampaikan. Sebelum timbul kecurigaan dan kebingungan lebih dalam di benak suaminya Arion segera meluruskannya.
"Jeff ngerasa dia belum selesai sama gue, dia mau selesain secara damai secara baik-baik. Setelah itu ga akan lagi."
"Ketemuan dimana?"
"Kampus. Disana ada acara, dia jadi sponsornya dan gue juga diundang buat hadir sebagai alumninya."
"Perlu gue temenin? hari ini?gue bisa izin Ar."
Nadanya mungkin datar tapi Arion bisa merasakan hawa takut nan khawatir dari Zio. Arion mengigit pipi dalamnya. Lalu menggenggam tangan suaminya untuk terus meyakinkan.
"Ga usah ya? Ini cuma sebentar, lagian acaranya nanti jam enam sore. Kamu ada janji ketemuan sama client kan? Janji..cuma ngobrol habis itu pulang."
Kalau sudah melunak begini Zio sulit menahan atau menolak Arion, pada akhirnya ia mengizinkan walau Arion yakin Zio setengah ikhlas. Tapi hal ini mesti ia lakukan.
.
."Jadi alasan lu murung sedari tadi karena Arion mau ketemu sama mantannya?" Zio mengangguk lemas, bahkan menelan satenya saja tenggorokannya enggan.
Menjelang sore ini ia makan sate pinggir jalan sama Feo, Sevan dan Vante. "Yaudah sih, beri mereka privasi dan tugas lu cuma percaya sama Arion. Mereka ga akan bisa macem-macem toh Jeff punya anak."
"Justru karena dia punya anak! Kan dulu dia kekeh mau punya istri cewek cuma buat ngandung anak, kalau jadi anaknya buat dia sama Arion!"
PLAK!!!
Sevan puas menampar dahi Zio menggunakan sepatu pantofel miliknya. Zio langsung meringis alias sakitnya bukan main. Melihat kekerasan sampai terjadi, Feo dan Vante memilih diam. Cari aman.
"Percuma kuliah ke Belanda sampai S2 kalau perihal gitu aja gobloknya masih kerasa. Gua tanya sekarang tuan Marais tolol, Arion pasangan sahnya siapa sekarang?"
"Gue.." jawab Zio dengan lusuh.
"YA BERARTI ITU ANAK TETEP ANAKNYA JEFF!! Kagak ada dah urusan bakal jadi anaknya Arion! Udah lah santai aja! Ya kalau emang misalkan Jeff nya masih gila mau culik Arion, ya emang dia bisa? Zi.. Arion udah banyak berubahnya semenjak Kuliah."
"Hooh bener banget!" Disetujui oleh Feo.
"Gini gue kasih tahu, ini cuma rahasia antara kita aja ga usah nyampe ke telinganya Dimitri! Bisa mati kita. Arion tuh dulu pernah hampir di perkosa sama anaknya Rektor. Tapi untungnya ga jadi soalnya malah si anak rektor yang dianiaya sama Arion. Masalahnya cepet selesai soalnya si anak rektor kena mental duluan terus ngaku salah dan minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Bestfriend
Roman pour AdolescentsGanti judul jadi "Sorry, Bestfriend" - warn, banyak kata kasar - isinya candaan, jangan serius - update sesuka hati - hanya fiksi! - bromance, boyslove area!, (so bagi kalian yang ga nyaman dan ga suka temanya silahkan pergi) [Enggak tahu ini bakal...