Enjoy!
Melalui alasan mengantar Arsen ke sekolah tempatnya bekerja, Zio mengajak Arion untuk berjalan-jalan karena kebetulan hanya ada mereka yang punya waktu sekarang.
Sebagai sahabat...kan?
Zio merasa sudah terlalu banyak yang ia lewatkan. Arion banyak bicara sekarang, disepanjang perjalanan seseorang disampingnya ini selalu bercerita tentang beberapa hal. Seperti bagaimana dahulu ia pernah ditembak tiga kating di persimpangan jalan disana.
Lalu ia yang tersesat tak tahu arah dalam mencari alamat dosennya. Atau dia yang terpaksa pulang dengan bus malam yang sepi karena terlalu asik kerja kelompok dirumah temannya. Kenapa pula ia memilih pulang daripada menginap.
Lalu tentang tukang sate ayam yang suka datangi lalu makan sendiri. Dia yang pernah terserempet motor dan berakhir di rumah sakit untuk penyembuhan sebentar.
Setiap cerita yang dilontarkan Zio menyadari bahwa semua itu hampir Arion alami, maksud zio, dimana keberadaan yang lain dan terpenting dimana keberadaan jef selaku kekasih?
"Kok bisa sendirian, jef kemana?"
"Kerja."
Satu pertanyaan itu dijawab lancar tanpa beban. Zio bisa merasakan meskipun dengan suara yang datar tapi sepertinya sudah ada emosi yang berusaha arion telan dalam-dalam.
"Waktu itu kita juga pernah reuni SMA. Gw ketemu bram dong, masih sama. Masih tetap baik ke gw."
"Mereka nanya ke gw terus, zio kemana katanya?kok ga hadir terus?ya gw jawab aja, lagi mengembara nyari bola api gatau kapan balik. Kalau rumahnya digusur kali baru balik."
Tawa diantaranya pecah, membayangkan bagaimana wajah-wajah gadis itu yang mendengar cerita konyol Arion. Karena dari dulu Arion takkan pernah berkata konyol.
Flashback on
Saat itu usia mereka dua puluh tiga tahun. Arion dengan kemeja lengan pendek, celana kain hitam lalu memakai topi navy. Bersama yang lain hadir di acara reuni di sekolah.
Disaat semua datang dengan membawa cerita dan nama baru, disaat yang lain datang dengan pakaian mahal berjas dan sebagainya, hanya mereka berenam datang dengan pakaian sederhana dan seadanya.
Sehingga munculah katanya,
"Antara Arion tujuh belas dan dua tiga ga ada bedanya. Lu menua ga sih ar?" Tanya Aina. Ketua MPK yang dulu pernah berselisih dengannya."Kenapa?lu mau balapan uban sama gw?"
"Dih masih sama aja kan, jutek."
Aina datang dengan tunangannya yang begitu arogan, menyebalkan sekali. Untung Feo saat itu masih bisa menghargai.
Di waktu menikmati hidangan, Arion cuma mencicip satu kudapan saja. Dia hendak mencari toilet saat itu namun tatapan matanya menangkap siluet seseorang yang sepertinya juga berjalan ke arahnya dari arah koridor.
"Arion?"
Arion seperti tidak punya kata-kata begitu sosok Bram nampak sumringah melihat dirinya. Bram seolah telah kebal oleh sikapnya, cowok ini tetap saja mengajaknya banyak bicara. Dan akan ia jawab seadanya.
"Aku dengar dari mami tentang kamu dan pacarmu itu. Aku lihat fotonya saat kamu wisuda. Serasi..kalian serasi."
Apakah ini sebuah ironi..?
Melihat seseorang yang berjuang di masa lalu namun seseorang di masa depan yang memiliki. Waktu terkadang memberi misteri kenapa Bram begitu gigih mendekatinya padahal jawabannya adalah tidak. Dan waktu jugalah yang memberikan jawaban, yang sekarang Arion telah pahami. Bahwa Bram adalah orang yang paling sabar dalam menanggung perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Bestfriend
Novela JuvenilGanti judul jadi "Sorry, Bestfriend" - warn, banyak kata kasar - isinya candaan, jangan serius - update sesuka hati - hanya fiksi! - bromance, boyslove area!, (so bagi kalian yang ga nyaman dan ga suka temanya silahkan pergi) [Enggak tahu ini bakal...