Selamat datang di cerita pertamaku..
Untuk banyaknya kesalahan mohon di maklumi, di koreksi juga boleh.
Cerita ini murni dari pemikiran aku, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, maupun alur mohon dimaafkan.
silahkan dibaca and enjoy guys!!
***Denting jam terdengar jelas mendominasi satu ruangan bernuansa abu-abu metalik dengan berbagai macam komputer serta perangkat lainnya.
Beberapa pasang mata masih terjaga pada pukul 02.00 dini hari ini untuk memantau lokasi misi yang telah mereka dapatkan.
"Yes, gua dapet" celetuk gadis berambut panjang.
Dia Shireen Siofra, panggil dia reen. Gadis bermata sipit, berkelahiran Inggris pada tanggal 10 Januari 2002. Memiliki potensi unik yang jarang di temui, melalui indra penglihatannya ia bisa mengetahui masalalu dari suatu tempat yang ia kunjungi.
"Dapet dimana reen?" Tanya pria bule berkelahiran Canada.
Dia Haikal Galadriel, pria berkelahiran Canada bertepatan pada hari lahirnya Pancasila, dasar negara Indonesia lebih tepatnya 1 Juni 2002. Memiliki potensi tinggi untuk melacak tempat, hanya dengan memejamkan mata ia bisa berteleportasi kemampuan yang ia mau.
"Dapet di SMA N 1 Nagayaksa Bogor. " jawab reen seadanya.
Citt
Suara kursi berdecit saat gadis berambut Curly itu bangkit dari duduknya.
Dia Zeyya Movgatha, panggil dia Zey. Gadis bermata bulat memiliki tatapan tajam. Bibirnya mungil tapi ucapannya sadis. Berkelahiran LA tanggal 22 April 2001. Potensinya cukup unik dan sedikit mengesalkan mungkin, bagaimana tidak? Melalui tatapannya ia bisa membaca pikiran orang lain yang sedang ia tatap bahkan ia juga bisa mendengar suara hati orang lain.
"Udah dapet cil?" Tanya pria berkulit putih saat melihat Zey bangkit.
Dia Nino Dee Vader, pria berkelahiran Korea pada 2 Mei 2001. Bermata sipit dan memiliki rambut blonde murni dari sejak ia lahir. Dengan potensinya ia dapat menyamarkan dirinya menjadi tidak terlihat. Bagaimana caranya? Itu hanya Nino yang tau.
"Heh, jangan sembarang lu. Cal cil cal cil, gua bukan bocil. Tuaan gua kalo lu lupa." Sarkas Zey saat kembali mendapat panggilan khusus dari Nino.
"Halah cuma beda 10 hari doang." Sahut Nino tak terima.
"Tetep aja tuaan gua ya, lu yang bocil."
"Mana ada, gua sama lu tinggian gua. Lu pendek kaya bocil."
"Ih apa apaan lu, gua ga pendek ya anjir lu aja yang ketinggian."
"Masaa? Makannya kalo tinggi tu ke atas jangan ke bawah. Masi mending kalo ke samping, lah ini ke atas engga ke samping juga engga."
"NINO ANJING, SINII LU!" teriak Zey tak terima mendengar penuturan Nino.
Sepersekian detik setelahnya terjadilah aksi kejar-kejaran antara Nino dan Zey.
Sedangkan 4 orang lainnya hanya menggelengkan kepala mereka, tak habis pikir dengan kelakuan keduanya.
"No udah no, inget kita masih di lab. Nanti kalo ketahuan kak El kita di marahin." Ucap pria berperawakan tinggi menengahi keduanya.
Dia Arka Adelard, pria berkebangsaan Indonesia lahir pada tanggal 30 November 2000. Dengan sifat dewasanya ia memiliki potensi berkelahi paling bagus, juga sedikit sifat manipulatif yang menjadi nilai plusnya. Manipulatifnya ga main-main kawan..
"Zey udahh, ayo mending beli es krim. Gua traktir deh, ayooo." Goda gadis berambut pendek untuk mengalihkan amarah Zey.
Dia Jollyn Halyziar, panggil dia lyn. Gadis dengan rambut sebahu dan mata bulatnya yang menambah kesan manis untuk gadis seumurannya. Berkelahiran Tokyo 12 September 2000. Ia paling pandai dalam merangkai senjata. Pintar memanipulatif lawannya, ia juga yang paling sadis dari kelima temannya. Queen psyco julukan untuknya. Bagaimana tidak? Untuk amarah dialah yang paling pandai mengendalikannya, tapi jika ia sudah marah hancur sudah semuanya.
"Zey! Nino! apa-apaan ini?" Suara berat itu seketika membuat dua sejoli yang tengah berlari-larian menghentikan langkahnya.
Ke-enam orang itu kini tengah memfokuskan seluruh atensinya pada sumber suara.
Terlihat pria berusia 4 tahun lebih tua dari umur Zey. Berperawakan tinggi, berkulit putih, terlihat dewasa mengenakan stelan tuxedo berwana silver. Jangan lupakan rambutnya yang kini sudah acak-acakan juga lesung pipit tipis di kedua pipinya.
Dia Jean Elf, anak-anak akrab memanggilnya kak J. Pria berkelahiran LA itu yang berhasil membimbing 6 anak dari berbagai daerah untuk mengembangkan potensi mereka masing-masing.
"Kakakk" panggil Zey seraya melangkah menghampiri Jean. Mendekap tubuh tegap yang akhir-akhir ini selalu di jadikan sandarannya dalam situasi apapun.
"Ada apa lagi?" Tanya Jean yang kini sudah membalas pelukan dari salah satu adiknya itu.
"Nino ngatain aku bocil." Adunya pada sang kakak.
Hufttt
Helaian nafas Jean terdengar lelah, lagi dan lagi aduan itu terdengar. Mungkin dalam seminggu ini Zey sudah mengadu hal itu 24× padanya.
"Nino, udah berapa kali ini?" Ujar Jean yang terdengar lelah.
"Maaf kak, suruh siapaa si Zey nya gemes." jawab Nino sembari mengacungkan kedua jarinya membentuk peace.
"Alah cilok mulu." Celetuk Arka tiba-tiba.
"Heh cinlok kak, mon maap cinlok bukan cilok yaa." Seru Reen membenarkan.
Sedangkan yang lainnya hanya tertawa mendengarnya.
"Udah udah, kalian kembali ke kamar masing-masing sebelum El pulang. Nanti kalau El tau kalian belum tidur, kalian tau sendiri akibatnya kan?" Perintah Jean pada ke-enam adiknya itu.
"Iyaa kak." Jawab ke-enam nya kompak.
Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju kamar masing-masing dengan Jean yang mengikuti di belakang.
klik
Lampu utama mension menyala, membuat mereka ber-enam mematung seketika.
"Kalian, belum tidur?"
Mampus..
***
Jangan lupa vote untuk part selanjutnya!!
Thankyouu..
KAMU SEDANG MEMBACA
The School (hiatus)
Teen FictionTentang 6 anak dari berbagai daerah yang disatukan dalam satu organisasi modern rahasia. Dimana satu persatu dari mereka memiliki potensi khusus masing-masing untuk menjalankan berbagai misi yang telah ditetapkan. Semua berjalan sesuai dengan apa y...