Daerah Istimewa Yogyakarta

47 12 2
                                    

Mobil Alphard putih melaju cepat membelah jalanan kota Jogja. Lampu-lampu kota gemerlapan membuat Zey tak henti-hentinya berdecak kagum dibalik jendela yang sengaja ia buka setengahnya. Netra nya bergerak merekam hal baru yang ia lihat. Ternyata Jogja tak kalah canti dari kota kelahirannya. ah, Zeyya jadi rindu kotanya itu.

"Udahan Zey dingin, udara malem gabaikk buat kesehatan." Suara Arka terdengar dari belakang berhasil membuyarkan lamunannya.

"Ishh, bentar duluu." Ia masih setia memandangi ramainya jalan raya, tanpa memperdulikan wajahnya yang kini mulai dingin tertiup angin sedari tadi.

hening

Satu kata yang dapat mendeskripsikan suasana di dalam mobil. Hingga beberapa saat, tibalah mereka di salah satu perumahan elit Jogja.

Neptune Mansion

Perumahan elit yang dapat di tempuh 15 menit dari Malioboro. Rumah dengan elemen kayu. Ukirannya sangat cantik karena dibuat oleh para profesional. Kesan eksklusif tidak hilang karena elemen kayu tersebut dicampur dengan gaya modern zaman sekarang.

Ketiganya turun diikuti Jean dan supir yang membantu mereka mengeluarkan barang-barangnya.

Rumah berlantai dua dengan nuansa coklat putih itu berdiri kokoh disana.

"Ayo masuk" Ajak Jean setelah berhasil membuka pintu utama.

"Kamar kalian ada di lantai 2, kalian bisa bersih-bersih terus istirahat. Buat beres-beresnya besok aja." sambung Jean.

"Baik kak." jawab ketiganya bersamaan.

Setelah kepergian Zey, Haikal, dan Arka, Jean segera menuju salah satu ruangan yang tepat berada di bawah tangga.

Satu ruangan bernuansa hitam dengan berbagai perangkat komputer beserta alat-alatnya dan berbagai macam senjata modern.

Ia mendudukkan dirinya disalah satu kursi, dengan segera ia mulai menghubungi El.

"Haloo, El? Masuk?"

"Halo haloo, ya masuk."

"Gimana? Aman?" tanyanya setelah dirasa komunikasi tersambung dengan baik.

"Aman, anak-anak udah pada ke kamar mereka."

"Bagus."

"Gimana? lokasi target aman?"

"Ohh shit, aku hampir lupa. Mau dengar yang baik atau yang buruk dulu?"

"Terserah."

"Oke. Kabar baiknya kita dapat lokasi target, tapi untuk saat ini kita kembali kehilangan sinyal."

"Tapi tenang, SMA Nusa Bangsa tempat terakhir sinyal mereka terdeteksi. Jadi aku pikir mereka masih di area sekitar, kau bisa tidur tenang malam ini dan perbaiki semuanya besok." Jelas El panjang kali lebar.

"Nice, thankyou. Selalu beri sinyal setiap saat, besok kita mulai dengan hati-hati."

"Okay, pastikan anak-anak tetap tenang dan jangan buat mereka tertekan."

"Iyaa, besok pagi akan aku tes kembali kemampuan menembak mereka."

"Ya, itu perlu."

"Ya sudah, aku perlu mempersiapkan yang lainnya."

tit, panggilan terputus.

The School  (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang