Rumah Sakit Kota Jogja.
Pria dengan bulu mata lentik dan pahatan wajah yang dapat dibilang sempurna masih setia menutup matanya di salah satu bangsal Rumah Sakit Kota Jogja.
Zey dan Haikal menemukannya di lantai 5 dekat tangga dengan keadaan tak sadarkan diri. Karena keadaan sekolah yang sudah sepi juga dokter sekolah sedang ada urusan akhirnya mereka membawanya ke Rumah Sakit.
"Kalian bisa pulang, aku yang akan menunggunya disini." Ucap Jean pada ketiga anak yang tengah berdiam diri di kursi tunggu depan ruangan inap itu.
"Lohh, emang gapapa?" Tanya Zeyya.
"Tenang aja, kalian istirahat dulu." Jawab Jean dengan anggukan kecil meyakinkan Zeyya.
"Baik kak."
Setelah kepergian ketiga adiknya itu, Jean kembali memasuki ruangan dimana ada seseorang yang tengah terbaring lemah disana.
"Leo Zhang Agiskara." Jean tersenyum penuh arti saat membaca kembali kartu pelajar yang ada di dalam dompet laki-laki itu.
" I got you, Mr. Zhang." Gumamnya pelan dengan seringai tipis menghiasi wajah tampannya.
sshh
desisan kecil terdengar dari brankar dimana laki-laki itu terbaring. Mata indahnya mengerjap pelan, menyesuaikan netranya dengan pencahayaan yang ada.
Bau obat-obatan menyeruak indra penciumannya. Tak lama ia mengedarkan pandangan menyapu sisi kanan ruangannya.
Ah rumah sakit ternyata.
Kemudian menelisik lagi pada sisi kirinya.
Deg
Siapa dia?
Seorang pria yang terlihat lebih tua darinya duduk dengan senyum manis di sebelahnya.
"A-anda siapa?" Tanyanya sedikit terbata karena terkejut.
"Sudah lebih baik Leo?" Leo sendiri tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, bagaimana ia tau namaku?
"Tenang, aku tau namamu dari kartu pelajar yang ada di dompet mu. Dan kamu disini karena adikku menemukanmu tak sadarkan diri di sekolah, Jadi ia membawamu kemari." Jean menjelaskannya setelah melihat keterkejutan tergambar di wajah anak itu.
Adiknya? Siapa? Ah, persetan siapapun itu ia sungguh berterimakasih karena telah menolongnya.
"Terimakasih." Ucap Leo setelah beberapa saat terdiam. Netranya sekali lagi menyapu seluruh ruangan, namun kosong. Hanya ada dirinya dan sang kakak seseorang yang menolong dirinya. Lalu tatapan terpaku pada pintu ruangan itu.
Jean yang melihatnya pun berucap "Adikku sedang pulang, nanti ia akan kemari tenang saja."
"Eh- ah-ha okay." Leo menjawab dengan kikuk. Apa orang itu cenayang? Kenapa orang itu bisa menebak apa yang tengah ia dipikirkan.
"Jika kau butuh sesuatu, kau bisa menekan tombol yang ada di samping kiri mu. Aku akan keluar menghubungi adikku dulu." pamit Jean yang di angguki Leo.
hufttt, akhirnya ia bisa bernafas lega. Canggung rasanya hanya berdiam diri dengan orang asing seperti tadi.
Karena dirasa kepalanya masih sedikit pusing, Leo akhirnya memilih untuk memejamkan matanya memasuki alam mimpinya kembali.
***
"Kalian berdua tunggu disini, bisa?" tanya Jean pada Arka dan Zeyya yang sudah mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School (hiatus)
Teen FictionTentang 6 anak dari berbagai daerah yang disatukan dalam satu organisasi modern rahasia. Dimana satu persatu dari mereka memiliki potensi khusus masing-masing untuk menjalankan berbagai misi yang telah ditetapkan. Semua berjalan sesuai dengan apa y...