Tepat di dekat taman yang sepi Ellena berhenti berjalan, ia berbalik badan mendapati Jean yang masih menatapnya tak percaya.
"Jangan mengulang kesalahan 2 kali Jean?!!" Sentak El dengan nafasnya yang kini mulai tak beraturan.
"Tapi lu tau alesannya El." Jean mencoba menjelaskan.
"Potensi anak-anak akan sia-sia kalau mereka jadi satu. Tanpa potensi kita bisa apa? Naraka matii, sebentar lagi pasti tuannya tidak akan tinggal diam." lanjut Jean, terdengar nada putus asa disana.
"Tapi Zeyya sekarat, lu mengulangi kesalahan yang pernah terjadi di angkatan 2. Jangan lupa itu!" Sengit Ellena membuat Jean membuang nafas kasar.
"Oke gua minta maaf, gua pastiin Zeyya baik-baik aja. Tapi dengan adanya anak-anak yang lain itu menghambat misi kita El. Disini tidak ada tempat aman, mereka bisa celaka lebih dari Zeyya."
"Gua akan bawa anak-anak jauh dari jangkauan kalian dan Vigo tentunya, tapi kita tetap akan satu kota. Apapun yang terjadi, kita harus bisa mengatasinya."
Sesuai dengan perkataan Ellena siang tadi, kini Nino, Reen, dan Lyn tengah menatap gerbang masuk menuju rumah baru mereka untuk berkegiatan selama disini.
"Bumi Sentanu Regency" Eja Reen membaca sebuah tulisan besar didepannya.
Mereka mulai memasuki salah satu kawasan perumahan elit yang ada di Gunungkidul Wonogiri, selain elit perumahan ini juga cukup unik karena berbatasan langsung dengan pantai Jogan Gunungkidul. Pantai yang tidak hanya menyuguhkan deburan ombaknya yang indah, tetapi juga menyajikan air terjun yang langsung jatuh dari atas tebing ke bibir laut.
Ketiga anak itu sedari tadi tak berhenti berdecak kagum melihat panorama lautan biru di sisi kanannya melalui jendela mobil yang mereka buka. Tak lama mereka sampai didepan rumah bercat putih, dengan beberapa interior kayu yang membuat rumah itu terlihat harmonis. Ketiganya memasuki rumah mengikuti Ellena yang sudah berada di dalam.
"Kamar kalian ada di atas, hati-hati naik turun tangganya." peringat El yang di angguki ketiganya.
"Kenapa kita ga cari rumah di dekat rumah kak J?" Tanya Lyn membuat El membalikkan badan kearahnya.
"Iya kak, kan bisa sekalian jaga Zey." Nino ikut menimpali.
Helaian nafas Ellena terdengar, ia tetap satu-persatu dari mereka. "Itu bisa mengganggu misi kita." jawab Ellena, ketiganya mengerutkan dahi bingung.
"Potensi kalian tidak bisa digunakan dengan bersamaan, jika kalian ada di satu titik misi itu tentu akan menjadi kelemahan kita." lanjutnya membuat mereka mengangguk kembali.
"Naik, kalian istirahat!" Semua mulai berjalan meninggalkan ruang utama menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan istirahat.
Malam ini Jean harus pergi membawa Seven ke tempat Ellena pukul 07.00 waktu setempat, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 06.56 waktu setempat. Namun Arka dan Haikal masih dalam perjalanan menuju rumah sakit. Lily, dan Riko sudah kembali kerumah, sedangkan Hendrik ada bersama Ellena untuk menjaga Nino dan kawan-kawan.
Sore tadi dokter memberi tahunya akan ada pemeriksaan untuk Zey, tapi sampai sekarang belum ada satupun suster yang datang kesana. Jean gamang, ia harus segera membawa Seven tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Zeyya sendirian.
[06.57 J : Arka cepat!!]
send to Arka[06.57 Arade : Tunggu kak, macett ]
[06.57 J : Sudah dekat??]
send to Arka[06.58 Arade : 10 menit lagi.]
KAMU SEDANG MEMBACA
The School (hiatus)
Teen FictionTentang 6 anak dari berbagai daerah yang disatukan dalam satu organisasi modern rahasia. Dimana satu persatu dari mereka memiliki potensi khusus masing-masing untuk menjalankan berbagai misi yang telah ditetapkan. Semua berjalan sesuai dengan apa y...