kehancuran?

33 10 1
                                    

"Lepaskan dia Naraka." Desis Jean mulai jengah dengan permainan Naraka.

"Kau benar-benar masih membutuhkannya? Hahaha-.."

"Bacott!" Zeyya dan Riko menarik pelatuknya melesatkan peluru dengan tepat.

Dorr

Satu peluru melesat tepat di dada kiri salah satu pria dengan stelan jas di dalam. Membuat pria itu terkapar seketika.

Dorr

Satu peluru melesat tepat di kepala pria yang tengah menahan pria yang terikat di bawahnya. Membuat darah bercucuran dimana-mana. Bahkan isi kepalanya juga ikut berhamburan.

Dorr

Satu peluru melesat tepat di kaki kanan Naraka, membuat Naraka mengumpat kesal membuat satu pria yang tersisa segera lari menghampirinya.

Jean, Arka, dan Haikal tertegun melihat kejadian itu begitu cepat. Dengan segera Riko memasuki ruangan dan merebut pistol yang di pegang penjaga Naraka. Dengan berakhir ia berkelahi melawan penjaga itu. Mau tak mau Naraka kini mulai menyerang Jean, keduanya dengan gesit saling menyerang dan mengelak.

Mendengar langkah Zeyya mendekat membuat Jean kehilangan konsentrasinya, bogeman mentah dari Naraka mendarat sempurna di pipi kanannya. Tak tinggal diam Jean bangkit membalas Naraka. Setelah berhasil mendorongnya, kaki Jean tersemat tepat di muka Naraka membuatnya mundur beberapa langkah. Tak berhenti disana, keduanya masih saling menghajar.

Zeyya dengan cepat membantu membuka tali yang terikat di kaki pria tadi. Arka yang tersadar kini membantu Zeyya membawa pria itu keluar. Haikal berjaga di depan mereka meninggalkan Jean dan Riko yang masih menahan Narakan dan penjaganya.

Diluar masih ricuh, perkelahian masih belum selesai. Banyak bercak darah dan mayat dari anggota Vigo maupun Elf mengotori koridor lantai 7 itu. Dibawah tangga menuju lantai 6 Terdapat Lily dan beberapa elf lainnya. Zeyya yang melihatnya menuntun pria itu untuk mengikuti Lily diikuti Haikal dan Arka.

Dorr

Suara pistol itu menghentikan langkah Zeyya, dengan cepat ia melepaskan rangkulan lalu kembali menaiki tangga kembali menuju ruangan itu. Beruntung Haikal dan Arka dengan cepat menahan tubuh pria tadi.

"Zeyya pergi Zeyya!!" Teriak Jean yang melihat Zeyya diam di ambang pintu. Ia menahan Narakan yang sedari tadi tak ada lelahnya memberi pukulan dan tendangan.

"Zeyya ayo pergi." ajak Riko yang kini sudah berdiri di sebelah Zeyya. Namun Zeyya diam tak bergeming.

"Zey, mereka mulai datang. Ayo!"

"Zey pergi Zey!" Jean kembali berucap.

"Aku akan membunuh kakakmu ini anak kecil." Ucap Naraka penuh penekanan. Ia mengarahkan kedua tangannya pada Jean. Tangan kanan berpegangan belati kecil, tangan kirinya menggenggam pistol. Dengan cepat Jean menghindari dan mulai melepaskan tangan Naraka tak lama lengannya mengeluarkan darah karena tangan kanan Naraka berhasil mendaratkan belati kecil itu ke lengannya.
"shhh" Jean berdesis lirih. Tawa Naraka mengudara, seketika koridor mulai sepi. Kericuhan diluar berangsur reda.

"Banyak sekali kelinci barumu Jean. Aku jadi tambah semangat." Ucap Naraka memperhatikan Zeyya.

"Hey anak kecil. Kau percaya dengan Jean? Kau tak merasa di manfaatkan?"

"Hentikan omong kosong mu Naraka." Sela Jean membuat Naraka memperhatikannya.

"Lihat? Kau masih percaya dengan Jean? Dia hanya memanfaatkan mu. Ternyata kau tak jauh bodoh dari seven si bocah haram itu." ejek Naraka.

The School  (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang