"Aa. Haruno-san, kemarilah." Sakura tahu bahwasanya ketika Jiraiya memanggil, maka akan ada sesuatu yang merepotkan.
"Ya Jiraiya-sama?"
"Ada yang ingin ku bicarakan tentang pekerjaan." Shit! Padahal ini sedang rekreasi. Bisa-bisanya dia membicarakan pekerjaan? Rasanya Sakura ingin mengatakan itu, tetapi tidak mungkin kan? Sakura juga masih ingin bekerja.
"Ya? Mengenai apa?" Dipelankannya nada suara itu agar terkesan sopan. Padahal dalam hatinya dia menjerit-jerit.
"Mengenai proposal ikan kaleng yang dibuat oleh divisi FPR (Food Product Research), kau yang menghitung dan meriset bahan pangannya kan? Nah. Sasuke dan Fugaku sudah menyetujui proposal itu dan akan dijadikan sebagai produk baru. Karena kau sudah terlanjur berenang, sebaiknya kau saja yang mengurus dana di proses produksi sampai promosi ya." Jelasnya dengan senyuman yang selama ini tidak Sakura sukai. Tetapi Sakura tak bisa menolak kan? Jadi dia hanya menyetujui saja.
"Baiklah Jiraiya-sama. Jika boleh tahu, apakah tim produksi hingga promosi sudah terbentuk?" Tanya Sakura memastikan.
"Sudah. Nanti akan ada karyawan dari divisi sales, FPR, PR, produksi dan IT. Aku sudah mengundangmu ke grup. Coba kau cek." Benar saja. Ketika Sakura mengecek ponselnya, sudah ada notifikasi invitation. Saat ia mengecek peserta grup itu, ia cukup terkejut ketika melihat nama Gaara disana.
"Gaara?"
"Oh! Gaara!" Semakin terkejut Sakura ketika Jiraiya berseru dan menyapa Gaara. Pria itu berada di belakangnya. Ternyata ia baru saja sampai setelah Sakura pergi meninggalkannya sendiri di taman tadi. Pria itu kini berdiri di sampingnya guna menghampiri Jiraiya. Mereka berbincang-bincang sedikit mengenai proyek ikan kaleng.
"Haruno. Ini Gaara, leader divisi IT yang akan membuat desain poster dan animasi. Ah! Sebenarnya ada seorang lagi, tapi aku tidak melihatnya. Ya sudah, pokoknya kau berbincang dulu dengannya. Baik-baik dengan dia ya. Aku permisi, bye-bye ~" Ingin rasanya Sakura menahan Jiraiya supaya tidak pergi. Dirinya ini masih canggung bersama Gaara entah mengapa. Lalu, ketika ia berhadapan dengan pria ini, Sakura tak tahu harus berkata apa.
"Em...ah ya. Itu...mengenai rancangan pendanaan promosi, baik itu poster atau penayangan di iklan, jangan lupa koordinasi juga dengan pihak marketing. Aku akan membuat planning budget." Kata Sakura yang masih takut-takut dengan Gaara. Padahal Gaara selalu tersenyum padanya, kenapa Sakura selalu bersikap seperti ini?
"Hn. Dimengerti. Nanti kita bicarakan lagi soal itu. Ngomong-ngomong, aku tidak akan mencelakaimu kok. Jadi jangan sungkan jika bicara padaku ya." Demi dewa! Baru saja batin Sakura berperang akan hal itu, Gaara sudah lebih dulu membahasnya.
"Maafkan aku Gaara-san. Sebenarnya, aku memang tidak biasa berinteraksi dengan laki-laki. Mohon dimaklumi. Mulai sekarang aku akan mencoba terbiasa." Merasa bersalah, ia lalu membungkukkan badan.
"Hei. Tenanglah. Aku tidak apa kok. Angkat wajahmu Sakura." Gaara tersenyum lagi. Bisa-bisanya Sakura takut dengan pria ini padahal dia sangat baik.
"Oh ya. Ngomong-ngomong, tentang pesta dansa nanti malam, apa kau sudah punya pasangan?"
Alis Sakura mengerut. "Pasangan?" Dia lalu tersadar dengan pesta yang selalu identik dengan membawa gandengan.
"Oh? Aku tidak berpikir sampai disitu. Kurasa datang bersama rekan-rekanku saja sudah cukup."
Lagi dan lagi, sudut bibir Gaara membentuk sebuah kurva. "Kalau berkenan, maukah kau--"
"Sakura-san!" Ketika Sakura menoleh, dilihatnya Hinata yang sedikit berlari menghampirinya. Sejenak Hinata sedikit mengangguk guna menyapa Gaara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANTI
RomanceKata orang, ketika kita diberikan kancing kedua oleh seorang pria saat upacara perpisahan sekolah, maka pria itu telah memberikan hatinya padamu. Lalu, siapa dia yang sudah memberikan kancingnya padaku dan berkata bahwa ia mencintaiku? Saat itu, aku...