Ch 18. Terungkap

290 34 4
                                    


TAP TAP TAP TAP

Shion berhenti melangkah menuju parkiran dan berhenti sejenak. Matanya memicing melihat sekitar area basement. Dia terdiam cukup lama dan akhirnya memasuki mobilnya. Sesaat ketika mobilnya keluar dari basement apartment, sesosok pria yang sedari tadi bersembunyi di balik kendaraan membuka topinya. Mengetik beberapa laporan dan mengirimkannya.

...........

"Sakura!" Dari bawah, ibunya sudah memanggil Sakura untuk segera turun.

"Iya bu." Sakura segera berbenah merapikan rambutnya, lalu segera turun. Ia sedikit tergesa-gesa karena tidak ingin membuatnya menunggu.

"Pelan-pelan Sakura. Nanti kau jatuh." Sakura tersenyum hingga memamerkan giginya. Dari arah dapur, tampak ibunya yang hanya bisa geleng-geleng kepala. Sakura menghampiri ibunya di dapur dan membungkus makanan yang sempat ia masak bersama ibunya tadi.

"Sampai dihias begitu. Segitu spesialnya ya?" Goda Mebuki. Sekarang dia senang sekali menggoda Sakura. Sementara anaknya ini hanya tersenyum lalu menutup kotak bekal.

"Aku tidak sabar memberikannya, bu." Ada perasaan penuh damba yang Sakura rasakan selama ia memasak tadi. Mebuki juga merasakan hal itu tadi, makanya ia ikut senang melihat anaknya seperti ini.

"Sepertinya dia sudah datang. Sana pergi." Mebuki mendorong Sakura dan menuntunnya ke depan sembari mereka tertawa. Seperti yang diduga, Sasuke memang sudah sampai. Seperti biasa menjemput Sakura untuk berangkat bersama. Pria itu tersenyum tipis dan menyapa Mebuki. Senyumannya sangat menawan. Siapapun yang melihat pasti berpikiran yang sama seperti Mebuki.

"Kami berangkat, bu." Pamit Sakura lalu ia dan Sasuke bergegas. Seperti biasa pula, pria itu bersikap gentle dengan membukakan Sakura pintu dan mempersilakannya masuk. Semua kegiatan yang dilakukan oleh Sasuke terlihat oleh Mebuki. Ia ikut merasakan kebahagiaan yang menyertai keduanya. Dalam hati berdoa semoga semuanya berjalan lancar hingga hari pernikahan mereka. Bagaimanapun, tidak ada yang lebih membahagiakan melihat kebahagiaan anaknya yang sudah terkubur selama bertahun-tahun.

"Kau membawa apa?" Sakura menoleh kepada benda yang dimaksud oleh Sasuke. Sebuah bungkusan yang sedari tadi Sakura bawa.

"Rahasia. Nanti aku berikan sesampainya di kantor." Sakura tersenyum jahil menatap tunangannya. Tidak sanggup melihat senyuman di pagi hari yang manis, Sasuke hanya bisa mengusap-usap rambut Sakura. Tidak boleh menciumnya disini selagi ada calon mertua.

TIN!

Satu bel berpamitan kepada Mebuki yang masih mengantar mereka.

"Aku sudah mendapatkan email dari studio. Jadwalnya di akhir pekan minggu depan. Bagaimana?"

"Itu bisa diatur. Kau sudah menentukan tempatnya?" Meskipun terfokus pada setirnya, Sasuke masih bisa merespon Sakura dengan baik. Sakura yang ditanya pun menggeleng. Sejujurnya kemarin ia sempat mencari tahu tempat pemotretan pre wedding yang bagus. Namun saking banyaknya pilihan, dia jadi bingung.

"Aku bingung. Semuanya bagus-bagus." Bibirnya mengerucut, dan itu membuatnya terkesan lucu di mata Sasuke. Semua yang dilakukan oleh Sakura selalu indah di mata Sasuke.

"Sasuke-kun, kau punya tempat yang kau inginkan?"

"Aku menginginkan tempat yang kau inginkan."

"Ah! Kau tidak bisa membantu." Lagi-lagi Sasuke merasa gemas.

Tidak terasa mobil Sasuke telah membawa mereka sampai dengan selamat di pelataran kantor. Sasuke menghentikan mobilnya dengan tepat di tempat biasa. Ia pun menoleh menatap Sakura lagi.

NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang