Ch 17. Investigate

153 23 6
                                    


"Perusahaan Kimura-sama akan mengadakan pertemuan jam 1 siang nanti di Restoran Gourmet. Pertemuan ini juga melibatkan tim pemasaran yang dibentuk Jiraiya-san untuk produk ikan kemasan. Sebaiknya anda tidak makan siang mengingat pertemuannya di restoran." Mata tajam Sasuke terfokus pada jadwal yang dikirimkan oleh Shion, sekretarisnya melalui tablet. Ia menggeser jadwal itu ke tampilan yang menunjukkan tim pemasaran. Ada nama Sakura disana. Seketika pandangan Sasuke tertuju pada Shion yang masih senantiasa berdiri di hadapannya.

"Terima kasih, Shion." Ucap Sasuke. Shion membungkukkan badannya dan berlalu dari ruangan Sasuke. Begitu sekretarisnya itu keluar, Sasuke termenung. Menatap pohon Sakura yang berada di ruangannya dan beralih ke monitor di ruangan akunting. Tunangannya sedang bekerja disana, sama sepertinya.

Bukan. Di saat seperti ini, Sasuke bukan bermaksud mengagumi kecantikan Sakura meskipun dia selalu melakukannya. Pikirannya sedikit terganggu karena satu informasi yang ia peroleh beberapa pekan lalu.

"Tidak ada yang aneh dari nona Shion."

Itu adalah rekaman yang diingat Sasuke ketika ia menelepon salah satu detektif sewaan untuk memata-matai Shion. Terhitung sejak ia memperoleh informasi yang mengejutkan itu, diam-diam ia membentuk tim untuk memata-matai Shion. Ia curiga wanita itu sengaja melamar pekerjaan disini untuk menjalankan rencana yang akan mengancam Sakura. Namun, di sisi lain Sasuke tidak menemukan keanehan dari Shion. Entah apa yang direncanakan oleh wanita itu, Sasuke belum berani gegabah mengambil keputusan. Bagaimanapun, Shion adalah orang yang kompeten. Lagipula, Shion sudah terikat kontrak selama dua tahun. Sasuke bisa saja langsung memecatnya, tetapi tidak ada alasan khusus untuk mendepaknya dari perusahaan ini.

Saat ini, yang bisa Sasuke lakukan adalah diam-diam mengawasi. Dia tidak boleh gegabah. Jika Sasuke seenaknya memecat Shion saat ini juga, bisa saja wanita itu melancarkan rencana yang tidak terduga. Sakura bisa saja terluka. Sambil terus mengawasi, Sasuke akan terus memastikan apakah benar perundung itu benar-benar Shion atau bukan.

Langkah Sasuke besar-besar ketika beranjak ke lobi. Sudah waktunya berangkat. Dari kejauhan, ia juga bisa melihat Sakura memasuki mobil bersama timnya.

"Sasuke-san, apakah anda ingin berangkat bersama Sakura-san?" Ketika dirinya hendak memasuki mobil yang sudah dibuka oleh sopir kantor, tiba-tiba saja Shion bersuara. Langkah Sasuke seketika terhenti. Ia menoleh menatap Shion.

"Aa. Biarkan saja."

"Wakarimashita*" Sasuke kembali melanjutkan langkahnya. Ia duduk di kursi belakang sementara Shion di depan bersama sopir kantor. Diam-diam, sambil membaca laporan dari tabletnya, Sasuke memandang ke arah Shion. Wanita itu terdiam sembari menatap ke depan.

Setibanya di tempat tujuan, Sasuke melihat gerombolan tim pemasaran berada di lobi restoran. Terlihat seperti menunggu kedatangan Sasuke. Ketika Sasuke turun dari mobilnya, dia bersitatap sejenak dengan Sakura yang berada di samping Gaara. Kontak mata mereka tak berlangsung lama karena klien menyambut kedatangan Sasuke.

"Silakan duduk, nikmati hidangannya." Satu persatu tim pemasaran duduk di bangku yang disediakan. Sasuke duduk di seberang Sakura, sementara tunangannya itu duduk di antara Gaara dan Naruto.

"Ngomong-ngomong, mengenai strategi pemasaran kita apakah sudah ditentukan?"

"Ah. Kalau bagian itu, saya yang mengatur. Ah begini..." Naruto bangkit dari kursinya dan menuju klien. Ia bertukar kursi dengan Shion yang kebetulan berada di samping Kimura. Sangat mendebarkan sekali ketika Shion duduk di samping Sakura. Raut wajah Sakura sedikit berbeda meskipun dia berusaha menutupinya. Sasuke menyadari hal itu.

NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang