Ch 12. Declaration

210 34 7
                                    

Apa yang akan dilakukan ketika menyambut tahun baru?

Makan-makan? Memanggang pie apel? Pergi menyewa villa bersama teman-teman?

2 hari ini Sakura terus mendengar rencana teman-temannya yang membahas mengenai perayaan tahun baru. Semua orang memiliki rencana mereka masing-masing.

"Aku mau pergi ke Kyoto bersama Sai. Kau mau ikut?" Tanya Ino sewaktu ia pergi ke toilet bersama Sakura.

"Maaf. Aku sudah punya agenda bersama keluarga." Jawab Sakura. Padahal, sebenarnya ia memiliki rencana lain. Memanaslah pipi Sakura ketika mengingat hal itu.

"Kenapa wajahmu memerah?"

"Oh? Tidak." Sahut Sakura cepat agar Ino tidak curiga.

"Ngomong-ngomong, orang-orang itu tidak mengajakmu merayakan tahun baru bersama?" Sakura jelas tahu siapa yang dimaksud oleh Ino.

"Aku menolaknya." Jelas Sakura, namun tidak 100% benar. Dalam hati merasa bersalah karena merahasiakan ini dari Ino. Bagaimanapun, tidak ada yang boleh mengetahuinya.

"Hai Gaara." Tanpa disengaja, mereka berpapasan dengan Gaara. Baik Ino maupun Sakura sama-sama menyapa Gaara. Pria itu berhenti sejenak dan mengobrol...bersama Sakura. Sebab Ino telah lebih dulu meninggalkan Sakura bersama Gaara. Dalam hatinya, Sakura mengumpat pada Ino yang pergi seraya memberikan kode 'Semangat tuan putri' begitu.

"Habis dari mana?" Pria ini memulai dengan basa-basi.

"Habis dari toilet."

"Oh. Bagaimana dengan rencanamu besok?"

"Maaf. Tapi aku bersama orang tuaku. Aku pun sudah memberitahumu leeat pesan?" Balas Sakura dengan hati-hati. Takut menyinggung.

"Hahaha. Iya aku tahu. Siapa tahu kau mau berubah pikiran untuk ku culik?" Godanya membuat wajah Sakura merona. Sial sekali ketika itu Sasuke baru saja keluar dari lift. Berjalan melewati mereka yang sedang ada di lantai 2. Membuat Sakura membeku di tempat.

"Sasuke." Sapa Gaara ketika ia lewat bersama Kakashi.

"Aa. Gaara." Balasnya. Melirik Sakura yang masih kaku.

"Juga Sakura." Lanjutnya lagi. Lalu melewati mereka dengan Kakashi yang ikut menyapa keduanya.

Detik-detik itu bagaikan jam kematian bagi Sakura. Setelah memastikan Sasuke agak jauh dari mereka, Sakura lantas menghela nafas.

"Kenapa?"

"Tidak. Gaara-san. Aku pergi dulu." Pamit Sakura segera sebelum Gaara kembali mengajaknya berbicara.

Sementara itu, Sasuke pergi ke ruangannya bersama Kakashi.

"Seperti yang kau tahu, aku sudah mengirimkan data pelamar ke emailmu."

"Oh. Ya. Sudah aku cek." Jawab Sasuke sambil melihat-lihat data itu dalam tablet miliknya.

"Kandidat yang kau inginkan sudah ku kompilasi. Setelah itu, aku serahkan kepadamu yang mana kandidat sekretaris yang kau inginkan." Sambil menyimak Kakashi, Sasuke meneruskan membaca satu persatu CV itu. Sampai di suatu CV, dia terdiam. Seperti mengenal orang yang ada di dalam CV ini, tapi dia lupa.

"Ada apa? Kau menemukan kandidat yang bagus?" Sasuke menengok, lantas meletakkan tabletnya di meja.

"Nanti ku hubungi lagi. Aku akan mengeceknya nanti."

"Oke baiklah." Kakashi baru saja bangun dari duduknya, lalu kembali duduk membuat Sasuke bertanya-tanya.

Alisnya tertaut "ada apa?"

NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang