14

1.1K 73 1
                                    

Jennie pov

Aku terbangun dari tidurku karna sinar matahari yang begitu cerah aku seketika terkejut kala pemandangan sekitar...dimana aku? Kuamati sekeliling bingung tak tahu dimana dan seketika tersentak kala ada suara memanggilku.

"Jen kau sudah bangun? Apa kepalamu sakit?" Mata ku terbelalak menatap pria yang berbicara dan dia adalah teman lim..kenapa dia ada bersama ku? Gumamku.

"Lim sudah pergi sedari pagi tadi karna dia memiliki penerbangan pertama ke swiss,kau tenang saja aku tak akan macam macam" sambungnya dan aku kembali melihat sekitar dan mendapati adikku chaeyoung dan irene unni yang masih tidur pulas di sofa,aku memandang sinis dengan pria yang berbicara kepadaku

"Kenapa aku bisa disini?" Ucapku sambil melihat tubuh ku dibalik selimut dan syukurlah aku masih memakai baju yang sama saat pesta kemarin.

"Kau dan 2 orang disana sangat mabuk,kami bingung membawa kalian kemana dan maaf lancang jika kami membawa kalian ke hotel ini" sahutnya pelan sambil menunjuk ke arah chaeyoung dan irene

Aku mencoba mengingat kejadian semalam dan sial nya aku tak mengingat sama sekali bahkan aku tak bisa membayangkan aku bersama lim dan berakhir tidur bersama dikamar ini.

"Jen karna kau sudah bangun? Bolehkah aku pergi? Aku ada pekerjaan pagi ini" jisoo bergegas berdiri merapikan pakaian nya

"Kau tak perlu bertanya padaku,Tinggalkan saja kami bisa pulang sendiri"

"Pulang lah menggunakan supir karna itu adalah pesan lim dan kau harus menurutinya"

"Hahhh...mengapa dia berpesan seperti itu? Aku bisa pulang sendiri"

"Tidak jen dia berpesan kepada ku untuk menunggumu sampai bangun dan memastikan kalian pulang menggunakan supir saja" mendengarkan penjelasan tersebut aku kembali terheran...ckck pria dingin ternyata bisa begitu perhatian. "Aku permisi jane oh iya lim berpesan jika dia memintamu mengabarinya jika kau sudah dirumah"

"Mengapa dia menyuruhku mengabarinya? Tidak tidak aku tak mau menghubungi nya" aku menaikan nada ku meyakinkan jisoo

"Jika kau tidak mengabarinya itu artinya kau membuatku dalam masalah" sahutnya sendu ada rasa cemas terlihat diwajahnya dan mengisyaratkan memohon agar aku menyetujui untuk mengabari lelaki dingin itu.

"Baiklah baiklah.... Terimakasih sudah menjaga kami" dia berjalan lalu melambai dan membuka pintu. Tak lama kemudian aku melihat irene sedang mencoba membuka matanya perlahan.

"Ohhh shitttt!!! Jane kita dimana?? Mengapa kita berakhir disini?? Aghhhh kepala ku pusing sekali" irene sambil mengamati sekeliling ruangan.

"Kita di hotel xxx lim dan teman nya membawa kesini,,kurasa kita bertiga sudah tak sadarkan diri karna aku benar benar tidak mengingat kejadian semalam" irene mendudukan dirinya di sofa terheran dan bisa kutebak dia juga tidak bisa mengingat kejadian semalam

"Ohhhh damnnnn!!! Aku tak ingat apapun semalam tapi aghhh malu sekali rasanyaaaaa!! Aku hanya mengingat aku sempat berciuman dengan jin"

"Wawww nona kau sangat ahli ckckck" aku menggelengkan kepalaku Lalu bangkit dan berjalan ke arah congah untuk membangunkan nya.
.
.
.
.
.

Kami bertiga pun berada dimobil dan supir yang dititipkan lim untuk mengantar kami keheningan pun terjadi selama perjalanan. Tiba tiba handphone ku berbunyi,aku meraih bag ku untuk mengambil nya dan menjawab panggilan itu.

"Ndee kakek ada apa menelfon ku"

"Datang lah kerumah kakek nanti malam,kita akan mengatur tanggal untuk pernikahan kalian,tidak ada bantahan dan kau harus datang jangan sampai terlambat" oh shitttt walaupun aku sudah pasrah dan menerima ini tapi aku masih tak menyangka ucapan kakek tadi karna pada akhirnya pernikahan ini pun terjadi.

MARRIAGE NOT DATING | JENLISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang