🍁5| Milikku

220 48 13
                                    

Sebelum terjun ke dunia yang lebih keras, mereka yang kini memakai baret hijau berlambangkan darat itu telah lebih dulu bersumpah atas tugas yang telah diberikan. Siapa dia? Apa tugasnya? Apa sanksi yang akan didapatkannya? Siapa yang akan dilindungi nya? Dan semua yang akan menjadi tonggak kehidupannya.

Namun disamping itu, terkadang mereka juga memiliki prinsip tersendiri untuk mendukung sumpah mereka. Seperti halnya Park Chanyeol, pria yang kini duduk dengan mata yang menatap lekat garis-garis yang telah dibuat pria didepannya.

Prinsipnya sederhana,
Semua yang menjadi miliknya- tidak boleh terluka, hancur, hilang, atau lecet sedikitpun. Tidak hanya berlaku untuk seseorang, bahkan satu benda saja yang ia patenkan menjadi miliknya tidak boleh tergores sedikitpun.

Dan kini, dia kembali mempatenkan-

"Warga sipil itu milikku!"

Chanyeol dengan api yang menggelegar dalam hatinya, kini kembali mengambil satu langkah maju terhadap misi yang ia lakukan.

Kapten Choi, yang sudah paham dengan tipikal bawahannya sekaligus partner perangnya itu kini kembali tersenyum dan membuat rancangan tindakannya lagi.

"Aku akan masuk jalan depan, kau dan tiga tim lain bergeraklah dari samping kiri. Jangan mengambil pintu belakang!" Ujar sang kapten memberi perintah.

Chanyeol diam,
Diliriknya semua arah yang telah dibentuk timnya, lalu kembali dia menarik nafas dalam.

"Kau bisa melakukannya, sersan Park!"

Chanyeol memutar arah pandangnya pada Kapten Choi selaku pemimpin pergerakan.

"Aku tentu bisa melakukannya!" Gumam Chanyeol, lalu memejamkan matanya sebentar. "Tapi aku tidak bisa berpisah arah darimu!"

Kapten Choi berhenti dengan tindakannya dan kembali menatap Chanyeol lama. Seperti biasa, bocah jangkung itu tidak akan mau berpisah arah dari partnernya. Bahkan selama lima tahun terakhir Chanyeol akan memilih untuk tetap berada disamping kapten Choi walau dia juga telah diangkat menjadi kapten dalam pasukan kecil.

"Beranilah mencoba, Park Chanyeol!" Kapten Choi menepuk kuat bahu Chanyeol yang lantas membuat pria itu tersentak. "Aku akan menunggumu di pintu luar!"

Benar,
Itulah yang sekarang berada dipikiran kapten Choi. Park Chanyeol harus bisa memimpin layaknya dia memimpin pasukan kuda putih. Chanyeol harus mencoba, walau ini hanya misi yang dirasa kecil tapi Chanyeol harus mengambil langkah lebih jauh lagi. Tidak mungkin pria itu tetap berada dibelakangnya. Bahkan Kapten Choi dapat melihat dengan jelas jiwa pemimpin seorang sersan Park itu jauh melampaui teknik dan strategi perang miliknya.

"Tunggu aku didepan, kapten! Aku akan mengambil milikku!"

Chanyeol akhirnya memutuskan untuk mengikuti strategi yang telah direncanakan. Tepat pukul dua dini hari ini, 02.00 mereka akan melakukan pergerakan secara diam-diam.

Menyusuri Padang rumput, dan berusaha untuk tidak terlihat sedikitpun oleh musuh. Setidaknya target dapat terbebaskan, jika ada perang senjata? Terbunuh atau apapun itu adalah resiko dari pergerakan mereka saat ini.

Pergerakan yang dilakukan demi menjaga perdamaian, dan untuk melindungi warga sipil. Walau bukan rakyat Korea, tapi ini telah menjadi tanggungjawab mereka sebagai pasukan perlindungan yang saat ini tengah ditempatkan pada suatu daerah kecil~

Di Afrika Utara.





_-_-_


Seongguk Hospital,

Wendy berjalan di lorong rumah sakit itu setelah selesai melakukan pemeriksaan pada salah satu ruang dokter. Dengan berpakaian sweeter berwarna cream bermotif Olaf pada bagian dada, kini Wendy terlihat mengalihkan langkah pada sebuah ruangan yang ada didepannya.

HANYA SEPENGGAL KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang