🍁22 | Aku pulang

250 51 21
                                    


"Aku dirumah sakit, nanti aku kabari lagi."

Wendy berjalan memasuki pintu aula rumah sakit tempat dia biasanya datang untuk konsultasi kesehatan. Wendy kini memakai t-shirt pendek bermotif maple dan jeans panjang berwarna Dongker, serta totebag yang menggantung dibahu kanannya.

"Iya, gi. Hanya periksa lenganku sebentar." Ujarnya lagi sebelum akhirnya menutup telepon.

Wendy yang seolah sudah hafal lorong rumah sakit itu, kini beralih menuju ruang pemeriksaan. Disana sudah ada dokter yang akan mengobati luka yang ada pada pergelangan tangan Wendy.

"Oh Nona Wendy, silahkan duduk dulu."

Wendy mengikuti arahan perawat yang bekerja di instalasi itu dan duduk sebentar di kursi tunggu.

"Apa Dokter Kim belum datang?" Tanya Wendy pada perawat tersebut.

"Datang kok, Nona. Tapi sekarang dia sedang di ruang operasi. Mohon tunggu sebentar ya."

Wendy mengangguk paham, dirinya beralih menyandarkan diri sebentar sembari sesekali melirik pergelangan tangannya. Memang sudah diobati secara cepat di Jeju, tapi Wendy tetap ingin memeriksakannya kembali ke rumah sakit di Seoul.

Wendy membuka ponselnya dan melihat jam, masih pukul 09.00 Kst. Jarang-jarang dokter Kim mau melakukan operasi pagi, apalagi jam segini. Biasanya dia akan bertugas setelah makan siang hingga malam. Namun, apa operasinya terlalu mendesak sekarang?





_-_-_

"Aakh! Sakit!!"

Dokter Kim menaruh kembali clamp yang ada ditangannya ke atas baki ketika pasiennya itu kembali mengeluhkan kegiatannya mengobati luka. Lalu memperhatikan bekas jahitan yang sudah dibuka sebelumnya.

"Dokter, kau tidak memberikan bius?"

"Sudah, sudah dua botol bius aku suntikkan tadi."

"Kenapa masih sakit!!"

Dokter Kim hanya menghela nafas dan membuangnya pelan. Pasiennya yang satu ini cukup membuatnya kesal di pagi hari.

"Park Chanyeol, yang sakit itu bukan lukamu bodoh!"

Krystal yang berdiri tak jauh dari mereka kini menghampiri kursi yang ada diruang operasi itu lalu melihat luka terbuka yang ada dipunggung rekannya.

"Cih, luka segini aja kau sudah bilang sakit!"

"Hei Krystal, jaga bicaramu ya!"

Chanyeol memutar kursinya menghadap Krystal yang tengah memasang wajah meledek.

"Ketika terluka iya gak sakit, tapi kalau sudah mengganti jahitan seperti ini sakitnya parah."

"Lemah."

"Aishhh!!" Chanyeol kembali mengarahkan punggungnya pada dokter Kim dan kembali membiarkan sang dokter mengobatinya.

"Lukanya lumayan dalam, beruntung tim medis disana bisa mengobati mu walau darurat." Tutur dokter Kim lagi. "Lagian, kenapa tidak menghindar, pak? Biasanya kau sangat benci ada goresan ditubuhmu."

"Ada warga sipil didekatku, dan dia buta aba-aba." Jawab Chanyeol ketus dan kembali sibuk memainkan rompi tentara yang berada diatas pahanya.

"Haha, lain kali kasih aba-aba yang dia pahami."

HANYA SEPENGGAL KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang