🍁12| Sersan Park

166 45 4
                                    

Teman bermain, partner gelud, pernah mengalami pendarahan dibagian kiri dahi kecilnya, luka yang sering ada di kedua lutut, tangan yang merah akibat berantem, dan rotan yang akan melayang tepat pada betisnya. Itu semua didapatkan Chanyeol setelah dia bergaul dengan Jung Krystal. Anak semata wayang keluarga Jung dan sekaligus sepupu terdekat Park Chanyeol itu memiliki kepribadian melebihi batas seorang gadis biasa dan selalu membawa serta Chanyeol dalam masalahnya.

"KENAPA SELALU AKU YANG DIMARAHI?! DIA YANG SALAH!"

"Seharusnya kau menjaga adikmu, Chanyeol."

"Adik apaan!"

Sebelum bertemu gadis itu, Chanyeol adalah laki-laki lembut yang tidak tegaan dan memiliki temperamen lemah. Melihat seekor kucing yang terluka saja dia akan nangis dan membawa hewan itu pulang untuk diobati. Disekolah pun begitu, bahkan terlalu baik hingga selalu diperintah orang lain.

"Bodoh, kau mau selalu seperti itu?!"

Kata yang pertama kali keluar ketika dia menduduki bangku SMP.

"Kalau kau gak mau, biar aku yang hajar!"

"Hei- Krystal, mau kemana?"

"Kemana lagi? Ya berantem lah. Ama orang yang ganggu kamu."

Hidup Chanyeol seketika berubah, yang tadinya bak selembut salju kini berubah menjadi sekeras batu. Berawal dari gadis itu yang menentang berandalan sekolah, hingga berakhir dengan tawuran di gang kompleks kota.

Dari itu juga Chanyeol akhirnya ikut dalam latihan beladiri, keinginannya untuk bertarung semakin kuat. Ya, bukan apa-apa hanya ingin melindungi Krystal karena dia seorang wanita. Berlanjut dan terus hingga akhirnya dia mengikuti jejak masa depan wanita itu. Dirinya Sersan, dan wanita itu Letnan. Masih berada dalam bawahan Krystal, Chanyeol masih berada dibelakang wanita itu hingga saat ini.

Chanyeol menghentikan langkahnya tepat pada tanah yang tak lagi asing. Mata sayu itu menunduk dan tubuhnya memberi hormat, lalu beralih pada sosok yang kini berada didepannya. Duduk membelakangi Chanyeol sembari melempar beberapa pelopak bunga pada batu nisan itu.

"Krystal." Panggil Chanyeol singkat, namun tak dibalas.

"Sudah kubilang jangan sering-sering.." Tutur Chanyeol lagi.

Suasana menjadi hening, hanya gesekan sepatu yang menginjak rumput kering lah yang terdengar. Tidak ada saut-sautan, ataupun balasan atas percakapan. Keduanya kini hanya diam menatap objek yang sama, dengan perasaan yang mungkin juga sama.

"Aku sendiri.."

Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap Krystal yang masih berada dibawahnya itu.

"Katanya setelah tugas selesai dia akan pulang dan menemuiku. Dia memintaku menunggunya."

"Dia bilang juga dia mencintaiku, aku tempat berpulangnya. Dia janji akan membawakan ku sesuatu dari Afrika. Bahkan aku mengiyakan ketika dia mengatakan kalau dia akan menemuiku lebih dulu dibanding keluarganya."

Krystal terdiam, dirinya memberi jeda sedikit terhadap kalimatnya lalu kembali meneruskan.

"Tapi apa? Kenapa malah aku yang menemuinya?! Kenapa malah aku yang harus menghampirinya ke rumah~" Krystal menghentikan bicaranya,lagi. "Ke rumah yang bahkan tidak pernah aku bayangkan."

Chanyeol memperdekat posisinya dan berdiri tepat dibelakang Krystal yang masih melempar beberapa bunga mawar kearah makam Kapten Choi.

"Pembohong!"

"Munafik! Gak bisa dipercaya! Gak bisa dikasih harapan!"

Krystal terus saja mengeluarkan semua isi hatinya tanpa mempedulikan Chanyeol yang beberapa kali memanggilnya dari belakang.

HANYA SEPENGGAL KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang