Sebuah gelas yang ditaroh rapi dalam suatu wadah kecil sebagai tempat Kungkungan teraman, Chanyeol dan Wendy telah memilih sebuah ruang kaca untuk satu gelas mereka. Dua pasang tangan yang menggenggam gelas itu erat, dan meletakkannya dalam wadah itu lalu menutupnya rapat agar aman. Gelas yang begitu rapuh, dan akan mudah pecah, yakni gelas keyakinan.
Kini wadah itu sudah tidak layak lagi untuk dipakai, mereka harus menggantinya. Wadah kaca itu terasa begitu panas. Gelas tidak lagi bisa berada didalam sana, semakin lama itu akan menyebabkan gelas retak, dan bahkan bisa pecah.
Wendy ingin memindahkannya, memindahkan ke tempat yang lebih sejuk dan tenang. Tempat dimana dirinya bisa menikmati dan memandang gelas itu seperti dulu, tidak ada gangguan apapun. Dan kini tangan Wendy telah bersedia mengangkat gelas mereka, hanya tinggal telapak tangan dari pria jangkung Park Chanyeol.
Namun kenapa ketika wadahnya semakin panas, Chanyeol malah enggan untuk memberikan telapak tangannya? Mengapa begitu berat? Itu yang kini Wendy rasakan. Dan semakin sakit ketika fakta memperlihatkan, bahwa Chanyeol lah sumber api dari rasa panas yang timbul pada wadah gelasnya.
Wendy yang berniat ingin melindungi, namun apakah Chanyeol ingin menghancurkan gelasnya sendiri? Dalam wadah kaca? Menghancurkan kepercayaan yang telah mereka bangun diatas hubungan yang telah mereka buat dari lama?
Wendy mengusap wajahnya yang sembab dengan mata yang bengkak. Kini dirinya duduk di tepi kasurnya sembari menatap kaca hias yang ada didepannya. Sebegitu menyedihkannya seorang Son Wendy yang harus menangis sendirian tanpa meminta pertanggungjawaban sumber masalah?
Tidak.
Wendy akan membaginya. Bukan membagi kesedihannya, tapi akan memberi amarahnya pada Chanyeol hari ini.Wendy ingin meminta kejelasan, siapa wanita itu, apa hubungan mereka dan apa sebenarnya hubungan antara dirinya dengan pria itu.
Wendy bukan gadis yang akan menerima apa adanya, tapi menerima sesuai fakta. Jika Chanyeol memang tidak lagi sayang padanya ya akhiri. Itu lebih baik, tapi sampaikan dulu. Wendy harus tau lebih dulu dan dia tidak akan memutuskannya sendiri. Terlebih Wendy sudah mendiamkan Chanyeol selama dua hari ini.
Sudah berapa kali pria itu menelponnya? Bahkan setiap kali panggilan masuk Wendy menolak atau mengabaikan. Pesan Chanyeol pun tidak dia buka satupun. Kini sudah tertera lebih dari 100 chat dari park Chanyeol yang belum dibaca Wendy.
Memilah beberapa rangkaian kata yang akan diutarakan nanti, meski begitu banyak sekarang pertanyaan yang akan dia lontarkan namun tetap saja kebiasaan Wendy untuk memilah lebih dulu dilakukan.
Wendy beranjak dari duduknya dan lantas masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya dengan segala pikiran yang membendung otaknya._-_-_
Tepat di kantor kemiliteran Seoul, Wendy turun dari bus kota dan menatap kantor itu sejenak. Pikirannya masih kalut akan kejadian beberapa waktu lalu, meski perasaannya kacau Wendy tetap memberanikan diri menghampiri hingga sampai ke teras luar kantor. Terlihat beberapa tentara yang sibuk lalu lalang didalam sana.
Wendy menghela nafas lalu memberanikan diri mendekat. Mencari sosok yang mungkin akan dia kenali walau semua yang ada disana tengah memakai baju dinas loreng mereka.
"Dengan siapa?"
Wendy tersentak disaat seorang tentara datang menghampirinya. Wendy lalu menoleh dan bicara dengan pria itu.
"Son Wendy, apa Park Chanyeol ada?" Tanya Wendy pelan.
Tentara itu diam sebentar. Ada sedikit keraguan pada wajahnya untuk membalas pertanyaan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA SEPENGGAL KATA
FanficHanya pengutaraan Kalimat "Aku pulang~" dan "Selamat Datang" _Wenyeol lovers Terinspirasi dari Descendant of the sun Start writing: 17 Juni 2022 End writing : 18 September 2022 #20 Wendy #11 Seoul #2 radio