Donor darah sudah selesai, kemungkinan kalau ingin lagi sekitaran tiga bulan atau satu tahun lagi baru bisa melakukannya. Namun Wendy tidak habis-habisnya datang ke rumah sakit dan mengunjungi ruang kesehatan Dokter Kim selaku dokter yang mengambil darahnya beberapa waktu lalu. Yah untuk sekedar memeriksa kesehatannya saja. Seolah sepertinya Wendy sudah menjadi pasien tetap Dokter kim.
Wendy berhenti tepat dilorong yang akan menghantarkan langkahnya ke ruangan Dokter Kim. Matanya beralih menatap satu pintu yang enggan untuk dia masuki lagi namun masih hafal di benaknya pemilik ruangan itu.
Dr. Han Saewon
Sudah berapa lama dia tidak mengunjungi ruangan itu? Bahkan Wendy tidak tau lagi apakah pria itu masih menggunakan ruangan yang sama atau sudah pindah. Namun palang namanya masih tetap ada, Dokter anak.
Wendy kembali melangkah dan meninggalkan pintu itu hingga sampai pada ruangan Dokter Kim. Pintu ruangannya tertutup, Wendy harus mengetok lebih dulu sebelum masuk kedalam.
Tok
Tok
"Dokter, ini saya Wendy." Sapa Wendy sebelum akhirnya mendapat balasan dari dalam.
"Iya Wen, masuk aja."
Wendy membuka pintu ruangan Dokter Kim dan berhenti sejenak. Matanya kembali berputar malas setelah mendapati sosok menjengkelkan yang kini berada disamping sang dokter.
Pria itu juga kelihatan sibuk, terlihat beberapa kali dirinya membolak balik dokumen dan kembali ke layar komputer miliknya dan juga diskusi panjang yang terjadi antara Dokter dengan pasien lainnya itu.
Wendy tidak jadi masuk, dirinya kini berdiri di pintu sembari memegang gagang pintu masuk.
"Dok, aku tunggu diluar saja ya." Balas Wendy lagi, membuat Kim Jong in alias Dokter Kim itu menatapnya sejenak.
"Ehh gak usah. Masuk aja Wen, duduk di sofa. Sebentar lagi aku selesai."
Wendy menghela nafas panjang ketika dirinya harus dijemput Dokter Kim dan mengarahkan untuk duduk di kursi tunggu ruangannya. Wajah malas kini terpampang nyata pada Wendy, mengingat wanita yang beberapa hari lalu baru saja dia lawan harus kembali terlihat tepat didepan matanya.
Krystal sempat meliriknya, mungkin sekarang wanita itu juga merasakan hawa yang sama dengan Wendy. Namun dia tidak memperdulikan, kini fokusnya pada komputer milik sang dokter.
"Coba data lagi! Ini penting soalnya." Tegas Krystal pada Dokter Kim.
"Ini sudah aku cek, letnan. Ada 330 kantong darah yang akan dibawa." Balas Kim Jong in sembari menggulir layar komputer miliknya.
"Apa sudah benar? Tim yang ada di khamur perlu darah lebih banyak."
"Hanya ada segini darah hasil pendonoran."
"Aishh." Gerutu Krystal dan berkacak pinggang.
Kini dirinya ditugaskan untuk bertanggung-jawab dalam pembawaan barang medis ke tempat pasca perang. Karenanya, Krystal membutuhkan banyak data untuk obat-obatan, dan keperluan lainnya yang berhubungan dengan medis.
"Transfer darahku sekali lagi, setidaknya itu menambah pasokan." Ujar Krystal dan duduk tepat didepan meja Jong in.
"Maaf letnan, anda baru saja donor darah seminggu yang lalu. Tunggu hingga tiga bulan ya."
"Engga bisa cepat gitu?"
"Tidak bisa, yang ada ntar anda kekurangan darah."
Dokter Kim hanya tersenyum melihat pasien didepannya yang memasang wajah ketus. Ya mau bagaimana lagi, itu aturan kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA SEPENGGAL KATA
FanfictionHanya pengutaraan Kalimat "Aku pulang~" dan "Selamat Datang" _Wenyeol lovers Terinspirasi dari Descendant of the sun Start writing: 17 Juni 2022 End writing : 18 September 2022 #20 Wendy #11 Seoul #2 radio