🍁2| My Bongsaeng

304 68 49
                                    

Wendy berlari menuju lantai dua rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamar. Nafasnya yang tak beraturan tidak ia pedulikan, saat ini hanya satu fokus pikirannya yakni ponsel dan jam dinding.

Iris coklat tua itu beralih menuju jam yang menggantung di dinding kamarnya, dan kemungkinan masih ada waktu.

Sepuluh, dua puluh lima

Itu adalah kode jam yang diberikan Chanyeol kepadanya. Jam 10 malam ini, dan 25 menit. Hanya 25 menit untuk menyampaikan kabar.

Bagaimana Wendy bisa paham? Karena satu tahun belakangan, Chanyeol sudah menjelaskan kode kode itu kepadanya. Berapa jam waktu yang bisa mereka habiskan, berapa menit waktu untuk bertukar kabar jika jauh dan jam berapa saja Chanyeol senggang dari tugasnya.

Wendy tidak pernah memperdebatkan hal itu, bahkan dia selalu menunggu. Wendy paham status Chanyeol saat ini walau dia tidak terlalu mengerti dengan tugas seorang tentara. Yang jelas, hanya akan ada rasa syukur ketika Chanyeol memberikan kabar kepadanya. Persis seperti sekarang.

Wendy merebahkan tubuhnya pada dinding kasur. Dia bersandar, karena tidak kuat untuk duduk ataupun berdiri. Tangannya gemetar, dan rasa senang bercampur tangis yang rasanya akan pecah saat ini kembali Wendy tepis.

Intinya sekarang, telpon dulu!

Tepat jam 10 malam, 10.00 pm Kst Wendy memanggil nomor pria kepunyaannya. Suara ponselnya berdering, menandakan Chanyeol sedang memegang ponselnya.

Ckrakk

"Halo!"

Wendy terdiam, satu tangannya beralih menarik selimut dan meremasnya kuat.

"Kau disana sekarang kan? Haha, gimana kabarmu?"

Wendy bungkam. Dia tidak bisa mengutarakan sepatah katapun saat ini. Bibirnya tertutup erat, hanya suara dari pihak sana yang terdengar digendang telinganya.

"Maaf ya, karna tidak bisa mengabarimu. Kau tidak marah kan, sayang?"

Tepat pada kata itu, Wendy tidak lagi bisa membendung tangisnya. Rindu yang sudah bergejolak selama satu tahun ini pun lepas. Benar-benar lepas, hanya suara isak tangis yang diberikan gadis itu pada Chanyeol sekarang.

"Chan~" gumam Wendy disela usahanya untuk menghentikan tangisnya.

"Iya, kenapa? Coba cerita." Balas Chanyeol dari tempat yang tidak Wendy ketahui.

Wendy menggigit bibir bawahnya sebelum berakhir kembali bicara. Dia telah berhasil mengontrol emosi nya dan kini fokusnya kembali pada Park Chanyeol.

"Rindu~."

Dari sekian banyak pertanyaan, kabar, cerita, hal apa saja yang telah di alaminya selama satu tahun ini Wendy lebih memilih mengeluarkan satu kata itu untuk Chanyeol. Seolah kata itu telah menjadi satuan dari semua yang ingin dia utarakan. Dan, kembali dia merasa lega.

"Benarkah? Apa Bongsaeng tidak menemanimu dengan baik?" Tutur Chanyeol dari dalam ponselnya.

"Dia menemaniku dengan baik."

Bongsaeng, nama yang diberikan Wendy pada boneka kecil berukuran 45 cm yang dihiasi dengan rompi bak tentara. Chanyeol bilang, kalau rindu peluk saja Bongsaeng. Sama dengan Wendy memeluknya.

"Aku juga rindu. Sebentar lagi tugasku selesai, aku akan kembali ke Seoul." Tutur Chanyeol lembut

"Temui aku," balas Wendy pelan.

"Malas, mending ke rumah dulu. Ketemu mama,papa dan kakak. Setelah itu jalan-jalan sama teman."

"Aishh, sial!" Gerutu Wendy

HANYA SEPENGGAL KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang