Masashi Kishimoto
.
.
.
Tepat setelah Sakura keluar dari ruangannya, Sasuke tanpa sadar menghembuskan nafasnya dalam seraya menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang rumah sakit. Pria emo itu menggulirkan manik hitamnya, menatap pada langit-langit ruangan kamar inapnya.
Matanya sesekali mencuri pandang pada pintu ruangannya yang baru saja di tutup rapat-rapat. Lagi, dia kembali menghembuskan nafasnya dalam.
Sesaat kemudian, tangannya mengambil gulungan yang tersimpan rapi diatas meja kecil di samping ranjang nya. Tadi Sakura merebutnya karena Sasuke terus saja fokus pada gulungan tersebut dan memaksakan diri untuk berfikir, padahal ini sudah waktunya bagi Sasuke untuk istirahat.
Tapi, perasaan Sasuke terlalu campur aduk. Dia butuh memecahkan misteri dari gulungan bulan merah ini secepat mungkin. Sasuke tidak bisa terus-menerus berada di dunia ini, perasaannya akan semakin kacau jika ia terus berada di dunia ini.
Bukan tidak ingin, hanya saja... Sasuke tidak ingin kembali merasakan kehangatan, lalu kehilangan lagi dan kemudian kembali hancur dan membuat sebuah luka yang baru.
Itu semua berat!
Tidak mudah bagi Sasuke untuk menyembuhkan luka lama serta rasa kesepian yang terus menggerogoti hatinya dari waktu ke waktu. Batinnya terluka. Sangat. Lantas, apakah Sasuke harus merasakannya lagi? Kehilangan lagi? Terluka lagi? Lalu jatuh lagi? Apakah ia harus?
Tidak! Dia... Tidak ingin.
Itu menyakitkan.
Semua itu berat.
Karena itulah, Sasuke ingin secepat mungkin pergi dari sini. Menghindari tumbuhnya perasaan nyaman yang semakin dalam. Bagi Sasuke, semakin ia merasa nyaman, semakin dekat juga ia dengan kehilangan. Menjauhi rasa nyaman adalah pilihan terbaik bagi Sasuke. Setidaknya dia tidak akan merasakan sakitnya kehilangan lagi, bukan?
Hal itu juga yang menjadi sebuah alasan kuat bagi Sasuke untuk meninggalkan Konoha. Konoha dan tim 7 selalu memberikan rasa nyaman terhadapnya, dan itu akan menjadi sebuah kelemahan bagi Sasuke jika ia terus menerima kehangatan dan kenyamanan tersebut.
Pergi meninggalkannya adalah pilihan yang tepat. Setidaknya begitulah pemikiran Sasuke.
Onyx Sasuke kembali bergulir menatap pada rangkaian tulisan yang tertulis diatas gulungan bulan merah yang di dapat Itachi. Tulisan yang tertulis di atas gulungan tersebut adalah jenis tulisan kuno, yang mana hanya dapat dibaca oleh pengguna doujutsu Sharingan.
Sejujurnya, gulungan ini mengingatkan Sasuke pada prasasti batu yang ada di kompleks klan Uchiha di dunianya.
Sasuke membaca setiap kata-perkatanya dengan cermat dan teliti, berusaha untuk menelisik sebuah makna tersembunyi dari tulisan terse—
Tunggu!!
Tiba-tiba saja Sasuke menghentikan kegiatan membacanya. Raut wajahnya yang semula terlihat serius, kini mulai menegang. Kerongkongannya mendadak terasa sangat kering, hingga terasa sulit baginya untuk menelan air liurnya sendiri. Tubuhnya mendadak beku selama beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Road To Ninja : Sasuke In Mirror World
FanfictionMadara kembali berulah, Kali ini bukan Sakura maupun Naruto yang terlempar ke Dimensi lain, melainkan sang Uchiha bungsu. Uchiha Sasuke. . . . Warning! ©Masashi Kishimoto Just Fanfic o/\o Hanya Fiktif hasil pemikiran saya sendiri! Ada beberapa hal y...