17

2.1K 251 19
                                    

Masashi Kishimoto

.

.

.

Meratapi kebodohannya yang mencium Sakura secara tiba-tiba, Sasuke mengacak-acak rambutnya sendiri. Setelah kejadian itu, Sakura belum pernah lagi masuk ke ruangannya.

Jika di periksapun, akan ada medic-nin lain yang memeriksakan keadaan dirinya. Sedangkan Sakura sendiri, ia hanya bersandar diambang pintu seraya mengawasinya pemeriksaan yang berlangsung. Yah, hanya mengawasi agar dirinya tidak sampai membuat medic-nin tersebut ketakutan seperti perawat yang tempo hari datang ke kamar inapnya.

Dan sekarang, ia nampak terlihat seperti kakek-kakek mesum yang akan menyerang siapapun yang dilihatnya, kapanpun dan dimanapun. Seburuk itu kah Image nya di depan mata Sakura?

Seandainya ia diperbolehkan untuk jujur, Sasuke sangat ingin mengatakan jika ia tidak menyukai ketika dirinya di periksa oleh orang lain kecuali Sakura. Hanya saja, dia berusaha mengerti jika Sakura yang mengobatinya secara langsung, pasti rasanya akan sangat awkward. Dan Sasuke juga tidak yakin apakah Sakura masih mau mengobatinya secara langsung atau tidak.

Lagi pula, ini sepertinya memang cara terbaik untuk menghindari patah tulang yang lainnya.

Sasuke menghembuskan nafasnya pelan.

Tok Tok Tok

Pintu kamar inapnya di ketuk, membuat sang empunya kamar seketika menoleh bersamaan dengan pintu yang terbuka.

Dua orang pria yang sangat Sasuke kenal bersama dengan seorang wanita yang juga ia kenali—walau tidak terlalu—masuk kedalam ruangannya. Di tangannya, wanita itu membawa sekantung buah-buahan segar berwarna merah favorit Sasuke.

"Bagaimana keadaanmu?" Pria berkuncir longgar dengan garis keriput di sekitar hidungnya mendekat kearah Sasuke yang sedang duduk menyender pada kepala ranjang.

"Seperti yang kau lihat." Sahut Sasuke seraya mengedikkan bahunya acuh.

Pria yang kita ketahui sebagai Uchiha Itachi—Kakak Sasuke— hanya mengangguk-angguk kan kepalanya kecil.

"Sepertinya Sakura merawatmu dengan baik." Ucap Shisui seraya memindai keadaan tubuh Sasuke yang terlihat sehat dan bugar seperti sedia kala.

Izumi—Wanita yang datang bersama dengan Itachi—meletakkan sekeresek tomat segar yang di bawanya itu kedalam wadah yang terletak tepat di atas meja kecil disamping ranjang Sasuke.

"Kau ini seperti tidak tahu Sakura-chan saja, Shisui. Dia kan memang selalu merawat pasiennya dengan baik!" Sahut Izumi begitu selesai dengan pekerjaannya.

Sasuke yang mendengarnya hanya memutar matanya, "Aa..."

"Bagaimana mengenai gulungan itu, Sasuke? Apa kau sudah menemukan titik temunya?"

Sasuke kembali menghembuskan nafasnya pelan, sejujurnya dia masih belum paham maksud arti dari gulungan yang di berikan oleh Itachi tempo itu. Pada akhirnya, Sasuke hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Itachi tersebut.

"Kau melimpahkan padaku untuk menganalisis gulungan itu, karena tahu isinya rumit, bukan?" Todong Sasuke.

Itachi hanya tersenyum kecil saja, "Sudah kuduga kau akan mengetahuinya."

Road To Ninja : Sasuke In Mirror WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang