MENEMPATKAN

107 99 71
                                    

Hai malam, kamu pasti tahu apa yang sedang mengganjal dalam pikir?

Yap betul

Pikir ini terus saja memikirkan tentang dia yang memikirkan orang lain, sungguh ironis bukan?

---

"Woii! Kenapa lo senyum-senyum?. Rangga yang sedang terduduk di meja kerjanya tiba-tiba terkejut karena salah seorang temannya yang tidak tahan karena melihatnya terus menerus tersenyum sendiri, tak memikirkan keadaan sekitar yang kini beberapa orang sedang menatap ke arahnya.

Rangga hanya melihat ke arah Bowo dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Namun, bukan Bowo jika ia hanya berhenti disitu saja, ia melakukan hal yang siapa saja berada di posisi Rangga akan merasa marah dan menghajarnya, yaitu menekan tombol monitor yang otomatis monitor akan mati

"SH*T! WOO!" Rangga yang kesal otomatis mengumpat dan membuat semua orang yang berada di ruangan tertuju padanya.

Bowo yang merupakan tersangka hanya tersenyum dan mengangkat tangan kanannya dan jarinya membentuk huruf V tanda perdamaian.

"Makanya lo kalo ditanya jawab ngapa." Sambung Bowo.

"Gue lagi deketin cewe. Puas lo?!" Rangga menjawab dengan wajah yang menahan amarah dan sambil menyalakan kembali layar monitor nya. Sedangkah Bowo yang mendengarnya menunjukkan ekspresi kaget karena tak menyangka. Saat Bowo akan berbicara Rangga yang menyadarinya segera memotong dan memberikan isyarat bahwa ia akan menceritakannya nanti, Bowo yang mengerti pun kembali ke meja kerjanya meski masih dengan hati yang penasaran.

Betulkan? Tidak terlalu cepat? apa yang dilakukan sekarang memang layaknya sebuah pendekatan, meski sepertinya baru satu pihak yang merasakan dan melakukannya, tapi tetap yakin bahwa semua ini akan mendapatkan timbal balik, cepat atau lambat.

**

Jam istirahat tiba, semua karyawan yang bekerja satu per satu keluar dari ruangan mereka untuk menghirup udara yang sesak akan tuntutan hidup.

Rangga yang bersiap-siap kemudian mulai berjalan untuk meninggalkan ruangan, tiba-tiba dihadang oleh dua temannya, Bowo dan Ajo.

"Mau kemana?" Tanya Ajo dengan tangan yang terlentang dan kepala yang sedikit diangkat.

"Lo belum cerita ke kita." Sambung Bowo. Rangga hanya menghembuskan nafas dengan kasar, malas meladeni mereka berdua yang bisa menghancurkan mood niatnya.

"Gini, gue sekarang ada urusan dulu,entar kalo udah beres gue ceritain ok?" Ucap Rangga dengan senyumnya sambil menurunkan kedua tangan Ajo yang terlentang, dan melewatinya sambil memberikan hormat dua jari kepada mereka.

"Parah, pasti mau ngapel dia." Ucap Bowo.

"Ikutin aja gimana?" ucapan Ajo membuat Bowo berbalik ke arahnya dan menaik turunkan alisnya.

*

Baru saja keluar dari lobby, tiba-tiba langkah Rangga terhenti. Ia melihat seseorang yang baru saja keluar dari mobil dengan senyum yang lebar terpampang lebar di wajahnya, sesaat ia hendak menyapanya, namun terhenti ketika ia sedikit menurunkan dan memiringkan kepalanya ke dalam mobil dan melihat siapa didalamnya, memang bisa jadi itu semua hanya sebuah kekhawatiran buruk yang sesaat ia rasakan, namun siapa yang bisa menyangkal kalau seorang perempuan tersenyum sangat lepas kepada lelaki yang sama sekali tidak ia ketahui.

Ia melihat Sira terus berjalan masuk tanpa memperhatikan sekitar dengan senyum yang terus menerus mengembang tanpa turun sedikitpun. Rangga terus memperhatikannya tanpa menyadari ada yang mendekat ke arahnya.

ABU-ABU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang