LAGI

194 167 63
                                    

Halo, apa kabar sobat?

Happy reading.

Jika sebuah harapan muncul dihadapan, maka kejarlah, siapa yang tahu jikalau itu harapan terakhir untuk bahagia.

---

"Sudah selesai, tolong ini ditutup kembali ya, dijahit kemudian pindahkan ke ruangan perawatan intensif, jika sudah pastikan semua terkendali, jika ada apa-apa segera hubungi saya."

"Baik dok."

Hari ini Asha baru saja selesai mengoperasi pasien, dan ia segera menuju ke bangsal pasien gawat darurat karena ia mendapat kabar bahwa ada pasien yang baru saja mengalami kecelakaan, dan ada kemungkinan harus di operasi.

Ia berjalan dengan setengah berlari sambil memakai jas putihnya.

"Dokter Asha disini!" Salah seorang dokter yang khusus untuk menangani pasien gawat darurat memanggil dokter yang terlihat tergesa-gesa sambil membenarkan tanda pengenal yang tergantung di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter Asha disini!" Salah seorang dokter yang khusus untuk menangani pasien gawat darurat memanggil dokter yang terlihat tergesa-gesa sambil membenarkan tanda pengenal yang tergantung di lehernya. 

"Lah kok?" Sira terlihat terlihat terkejut saat melihat laki-laki itu, hal yang sama terlihat di wajah dokter yang kini tepat berada di hadapannya. Mata mereka saling bertemu, namun tak ada suara yang keluar. 

Masing-masing dari mereka mengingat kejadian dua hari lalu, dimana Sira yang sibuk bartanya hal ini dan itu, sedangkan Asha yang dongkol mendengarnya. 

"Kamu-" Ucapan Sira terhenti karena Asha hanya melihat sekilas dan segera berlalu, tidak mengatakan sepatah katapun. Ia segera menangani pasien yang sekarang terbaring tak berdaya di brankar. 

"Bagaimana keadaannya?" Dokter itu Memfokuskan diri kepada pasien dan mulai menanyai rekan dokternya yang baru saja melakukan pertolongan pertama.

"Keadaannya tidak stabil, ada tulang rusuk yang patah dan juga terdapat hemothorax (kondisi sulit bernafas karena ada darah di rongga paru)"

"Kita lakukan pindai CT lebih menyeluruh, kemudian siapkan ruang operasi."Asha memberi perintah kepada perawat yang ada disampingnya. Kemudian,

"Anda wali dari pasien ini? Pasien harus segera dioperasi.." Laki-laki itu bertanya pada Sira.

"Tidak, bukan. Saya hanya melihat dan menolongnya." Sira memotong demikian. 

Namun, dalam hatinya ada senyum yang disembunyikan. Sungguh kebetulan yang betul bukan? Pertemuan ketiga kali yang dengan tanpa sengaja, seolah-olah semesta telah menyiapkan skenario yang sangat indah untuk di perlihatkan.

"Kalo begitu dimana walinya? Saya harus segera bertemu dengan walinya, dan menjelaskan keadaanya." 

"Wali pasien sedang dalam perjalanan kemari. Lebih baik operasi segera, nanti saya yang akan menjelaskannya. Kondisi pasien sangat lemah, bahaya jika harus menunggu lebih lama lagi." Ucap salah seorang dokter yang bertugas di IGD. Asha hanya mengangguk, sekilas melihat ke arah Sira, lalu pergi untuk mempersiapkan operasi.

ABU-ABU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang