UNGKAPAN

58 39 22
                                    

Halo sobat.

Selamat kembali membaca.

Ada tanya yang ingin diungkapkan, tentang kabar dan kesempatan.

---

"Astaga, Taa!!" Sira kini telah kembali bekerja, sebetulnya ia masih harus beristirahat, tapi karena satu dau hal ia harus kembali masuk bekerja.

"Kenapa si, Raa? Sakit?" Mita segera berdiri dan memegang pundak Sira.

"Nggak-nggak, aman kok." Jawabnya dengan senyuman.

"Terus kenapa?"

"Gue lupa, gue mau ngajak dokter Asha makan. Tapi itu udah satu minggu lalu." Ucap Sira.

"Ya terus? Tinggal ajak aja kali. Biasanya juga langsung-langsung aja." Ucap Mita sambil kembali duduk di kursi kerjanya.

"Dia lupa gak ya, masalahnya udah satu minggu gue juga gak chat-chat dia." Jawab Sira.

"Lupa sih kayaknya. Udah ah, biasanya lo banyak cara buat hubungi tuh dokter. Lakuin kayak biasa aja." Ucap Mita sambil kembali duduk di kursi kerjanya.

**

Pesan

Dokter Asha

Baik mbak Sira

Senyum mengembang setelah ia membaca balasan pesan tersebut.

"Taa, lo bawa bedak, lipstik atau apa gitu yang bisa buat warnain wajah.." Sira bertanya dengan antusias.

"Ada bawa. Buat apaan?" Tanya Mita.

"Biasaa." Jawab Sira sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Di bales juga? Kirain kontak lo dia blokir." Ucap Mita.

"Hush! Apaan sih. Udah sini pinjem." Jawab Sira. Mita pun memberikan seperangkat alat 'warna' wanita kepada Sira. Ia memperhatikan Sira yang berjalan menuju toilet, mencoba meluruskan siapa yang seharusnya di beri dukungan untuk berjuang. Karena disekitarnya terlihat ada dua orang yang tengah berjuang, sama-sama mengejar, sama-sama mempertahankan keyakinan dan sama-sama memaksakan.

"Taa, doain gue ya." Ucap Sira sambil berdiri. 

"Emang lo mau ngapain?" 

Sira hanya menaik turunkan alisnya untuk jawaban. Mita membulatkan matanya tanda mengerti dan ditinggal begitu saja oleh Sira. 

**


Matahari kian tenggelam, hanya menyisakan seperempat dari luasnya. Bahu-bahu yang paginya tegap kini telah membungkuk, mulai berjalan menuju tempat penghilang penat masing-masing.

Sira telah sampai, kini ia berada di depan pintu keluar rumah sakit, menunggu seseorang yang diharapkan akan segera keluar dari sana.

Saat melihat orang yang keluar sambil menenteng jas putih di sebelah tangan kanannya dan menjinjing tas di tangan kirinya, ia segera melambaikan tangan dengan senyum penuh menghiasi wajahnya.

"Dokter Asha!" Sapa Sira sambil berlari ke arah Asha.

"Sudah disini? Kok gaK bilang?" Ucap Asha dengan bibir yang ditarik untuk tersenyum pula.

"Sengaja dok, kan udah bilang jangan kaget, hehe." Jawab Sira.

"Ada-ada aja. Udah lama?" Tanya Asha.

"Nggak dok, baru aja kok."

ABU-ABU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang