ABU-ABU 2

43 31 40
                                    

Jika tidak membiarkan masa lalu mati, maka siap-siap, dia tidak akan membiarkan mu hidup.

---

Brak!

Tubuh Sira terhempas kuat ke aspal sesaat ia turun dari taksi.

Ia meringis kesakitan. "Aduh."

Sopir taksi yang masih berada ditempat segera keluar dari mobilnya dan menghampiri Sira.

"Mbak gak papa?" Tanyanya.

"Tidak apa-apa pak, saya terpeleset tadi." Jawabnya dengan tangan kanan yang sedikit meremas pinggangnya.

"Perlu saya bantu mbak?" Tawar sopit taksi. 

"Gak usah pak, gapapa." Tolaknya. 

"Kalau begitu hati-hati mbak. Saya jalan dulu. Permisi." Ucap sopir taksi.

"Iya pak." 

Bukan, bukan terpeleset tapi ia merasakan lemas yang sangat sampai akhirnya ia terjatuh dan merasakan nyeri pada pinggangnya. "Harus sekarang ya." Batinnya.

Setelah menarik nafas beberapa kali, ia melangkahkan kakinya kembali menuju pintu masuk rumah sakit. Tepat di pintu masuk ia melihat Anwan yang juga sedang melihat ke arahnya. Sira memberikkan senyum dan anggukkannya, dengan Anwan yang membalas dan segera menghampiri Sira.

"Hallo dok." Sapa Sira.

"Hai mbak Sira. Ada apa nih?" Tanya Anwan.

"Emm saya mau check-up dok, hehe." Jawabnya.

Raut wajah Anawan seketika berubah, yang tadinya dihiasi senyuman kini lenyap dan berubah serius.

"Kalo begitu, ikut saya." Ucapnya. Sira mengangguk dan mengikutinya. Beberapa hari lalu Dokter Yanto menghubunginya bahwa ia mulai saat ini akan ditangani oleh Anwan, karena satu dan lain hal, tapi ia mencurigai kalo Anwan lah dalang dibalik semuanya. Tapi ia tak memperdulikan siapa yang akan mengobatinya, toh hasilnya sudah jelas, ia menganggap semua ini hanyalah sebuah formalitas untuk tetap menjadi penghuni bumi.

*

Di ruangan

"Wahh ini ruangan dokter Anwan? Rapi banget. Beda sama ruangannya dokter Yanto, hehe." Puji Sira dengan mata yang tak berhenti melirik kesana-kemari.

"Iya ini ruangan saya, duduk?" Tawar Anwan, yang segera di turuti oleh Sira.

"Kenapa? Terasa sakit?" Tanya Anwan langsung saat Sira telah terduduk manis dihadapannya.

"Kok dokter tahu. Hehe." Jawab Sira.

"Soalnya ini belum waktu check-up, tapi mbak Sira udah kesini." Tutur Anwan. "Kapan mulai ter rasanya? Dan gejala awalnya gimana?" Sambung Anwan.

"Tadi dok ada 15 menit yang lalu, saat keluar dari taksi kaki saya tiba-tiba lemas sama pinggang saya sakit." Jawab Sira.

"Di depan rumah sakit?" Tanya Anwan lagi.

"Iya hehe. Tadinya saya juga gak akan check-up dok, cuma karena tiba-tiba begitu, makanya sekalian aja." Jawab Sira dengan senyum yang mengembang. Tak ada sedikitpun raut wajah khawatir padanya, seakan-akan ini hanya sebuah candaan, yang akan berakhir jika penonton sudah tidak lagi tertawa.

*

Setelah diperiksa dan diberikan beberapa wejangan, kini Sira telah keluar dari ruangan Anwan.

"Terima kasih dok." Ucap Sira sambil menundukkan kepalanya.

"Sama-sama. Langsung kembali ke kantor?" Tanya Anwan.

ABU-ABU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang