Sebagian manusia jika sempat akan berdo'a, kepada tuhan dengan nada seolah sedang terhakimi. Meminta banyak hal yang sebenarnya dia sendiri merasa lelah untuk menggapainya, merasa terus kekurangan padahal ia telah mencapai batas kesanggupannya. Namun apakah do'a saja sudah cukup? Tanpa ada usaha? Atau berlindung dibalik kata 'jalur langit'? Wahai manusia, Tuhan sangat sibuk, masih ada banyak umatnya yang berdo'a dengan sungguh-sungguh untuk disejajarkan dengan garis kehidupannya agar sebanding dengan usaha yang dia lakukan, dibanding dengan mendengarkan do'a penganut palsu yang hanya mengejar kekayaan dunia, tetapi meninggalkan sang pemberi kekayaan itu.
---
Sore telah tiba, meninggalkan jejak yang fana untuk dinikmati. Kini Asha sedang berada di ruangannya, menatap layar monitor yang menampilkan rekapan kondisi pasien-pasiennya. Ia juga sambil persiapan karena malam ini ia ada operasi yang harus dilakukan. Saat ia sedang membaca-baca resume pasien tiba-tiba handphone nya bergetar, tanda ada pesan masuk.
Chat
+62826478xxx
Selamat sore Dokter Asha.
Saya dengan Sira dok, dan ini nomor saya dok.
Ashaa
Selamat sore, baik mbak Sira.
Mbak Sira
Terima kasih dok.
---
Seperti biasa, ia membalas dengan singkat padat dan jelas, tanpa babibu terlebih dahulu. Bahkan pesan terakhirnya pun ia tidak membukanya hanya membaca lewat notifikasi dan kembali meletakkan ponselnya dan kembali menatap layar monitornya.
Sampai suara Anwan mengalihkan perhatiannya.
"Shaa!! ngopi?" Anwan yang tiba-tiba membuka ruangannya dan mengajaknya dengan santai.
"Okee." Awalnya Asha menghela nafas terlebih dahulu, namun pada akhirnya ia mengiakan dan beranjak dari kursinya.
"Malam ini ada operasi?" seperti biasa mereka akan saling menanyakan kegiatan satu sama lain.
"Iyaa." Jawab Asha.
"Kasus apa?"
"Lepas ring." Begitulah, sebelum operasi dimulai, mereka habiskan dengan obrolan-obrolan kecil.
*
Jam menunjukan pukul 21.00. operasi yang Asha lakukan baru saja selesai. Dan menunjukkan jam produktif manusia telah usai. Saat Asha keluar dari ruangan operasi ia melihat Anwan yang sedang bersiap-siap untuk melakukan operasi juga, padahal setahu dia, hari ini Anwan tidak ada jadwal operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU [selesai]
Fiksi Umum"Kita Saling Membutuhkan, tapi Semesta Memisahkan" -SiRuang Kosong- Rasa yang tertanam semakin lama semakin tumbuh dengan hebat. --- "Saya juga mencintai kamu. Jadi, kamu gak perlu salah paham lagi." "Raa,saya boleh pegang tangan kamu?" --- "Raa...