chapter Empatbelas [Tentang mereka]

127 20 59
                                    

Perayaan atau mungkin lebih tepatnya pemerasan berkedok perayaan acara ulang tahun. Pasalnya temen-temannya itu dengan tidak tahu diri memesan banyak makanan dalih sebagai pelaris cafe baru tersebut, padahal mereka saja yang maruk. Belum lagi ada beberapa botol berkadar alkohol tinggi berjajar di meja.

Tidak henti hentinya Jeffri mengumpati mereka dalam hati.

Disaat waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam baru mereka membubarkan diri, tentu dengan bill yang harus di tanggung Jeffri. Beberapa dari mereka sudah teler buru-buru diangkut sebelum terjadi hal yang tidak-tidak.

"HATUR NUHUN JEFFRI!"

"SING PANJANG UMUR"

"SEHAT-SEHAT SELALU"

"SEMOGA BERKAH! LANGGENG TEROSSS SAMA MBA PACAR SAMPE NYEBAR UNDANGAN"

"AMINNNNNN"

"BANGSAT LO SEMUA!"

"NGAHAHAHAHAHAHHAHA"

Setelah selesai sepenuhnya mereka memilih pulang beginitupun dengan Jeffri dan Zeana. Jeffri sendiri membawa motor. Untuk yang cewek pada nebeng sama cowok-cowok yang bawa mobil terkecuali Celena.

"Lena dianter siapa Jeff?" Tanya Zea saat melihat Lena hanya melambaikan tangan pada teman-temannya yang lain yang ikut nebeng ke mobil Deka.

Jeffri menoleh ke arah pandang Zea, Kemudian mendekati Lena dengan Zea yang mengekor di belakang.

"Gak balik Len?"

Pandangan Zea juga Lena bertubrukan tapi tidak lama karna Lena langsung memfokuskan atensinya pada Jeffri. Cewek itu tersenyum tipis. "Lo tau tujuan gue beda sama mereka kan? Nanti malah makin ngerepotin"

"Gue bawa motor"

Kening Zea mengkerut. Maksudnya apa?

Lena yang menangkap maksud dari perkataan Jeffri hanya mengangguk. "It's okay gue bisa naik taksi. Jarak dari sini sama tempat yang gue tuju gak terlalu jauh juga ko"

"Lo.. oke?" Tanya Jeffri dengan nada tidak yakin.

Celana meyakinkannya lewat anggukan dan tepukan sekilas di bahu. "Yaelah tegang amat, gue bukan anak kemarin sore. Gih, lo anter Zea aja. Sekali lagi selamat ulang tahun Pak Boss, makasih buat traktirannya"

Jeffri masih menatap Lena gak yakin.

Lena beralih pada Zea. "Dah, lo ajak balik aja Ze si Jeffri, dia orangnya keras kepala"

"Sialan. Gue lagi khawatir sama lo nih"

Lena tersenyum usil. "Harus seneng gak nih gue dikhawatirin seorang Jeffri Laskar Ascarya?"

"Len--"

"Gimana kalau kita bertiga aja naik taksi. Ini udah malem juga Len, rawan buat cewek" Saran Zea.

Sudut bibir Lena terangkat. "Santai. Nah, tuh taksinya udah ada" Menunjuk pada kendaraan beroda empat yang baru saja tiba.

"Ck, keras kepala" Gumam Jeffri. Cowok itu melepas jaket kulitnya sebelum memberinya pada Lena. "Pake. Hati-hati. Gue gak bisa ngikutin taksinya dari belakang, beda arah"

Lena menurut untuk memakai jaket yang Jeffri beri. "Iya, iya bawel. Oke deh gue duluan Jeff, Ze" Yang dibalas anggukan keduanya.

Setelah taksi yang ditumpangi Lena pergi baru di susul keduanya.

"Pegangan"

"Siap"

Zea mengeratkan pelukanya ke pinggang Jeffri. Sebelum menjalankan motornya Jeffri sempat menggengam telapak tangan Zea yang ternyata dingin banget.

Medicine [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang