chapter Limabelas [Kenaif-an Zeana]

132 22 56
                                    


Kalo ada yang mengaco koreksi aja ya!
Selamat Membaca 😺

🌙

Terkadang kita harus menjadi egois
untuk melindungi perasaan kita sendiri.
Dan lo berhak untuk itu.

🌙

I don't wanna hug
I just wanna sleep
The smell of your hair
Reminds me of her feet.

So don't wait outside my hotel room
Just wait 'til I give you a sign
'Cause I get lonesome sometimes.

Save all the jokes you're gonna make
While I see how much drink I can take
Then be my mistake.

Lagu Be my mistake yang di bawakan The 1975 dibiarkan mengalun mengisi keheningan di setiap penjuru mobil. Lagu tersebut salah satu lagu kesukaan Zeana yang kadang di dengarkan saat akan tertidur.

Lagu favorit 😭

Zeana maupun Mirza masih sama-sama enggan untuk membuka suara. Mungkin lebih tepatnya Zea yang memilih diam, mengalihkan pandangan pada luar jendela mobil sementara Mirza sempat beberapa kali menoleh ke arahnya. Mirza mengerti jika Zea sedang tidak baik-baik saja, maka dari itu Mirza memilih diam tidak merecoki dan tidak ingin memaksa.

Namun saat lampu rambu memberi lampu merah Mirza menyerah dengan keheningan mereka.

"Ada yang ganggu pikiran lo, Ze?" Tanyanya sehati-hati mungkin. Dan Mirza bersyukur karena Zea mau menoleh ke arahnya.

Mata sembabnya itu membalas tatapannya. "Gue minta maaf"

Melihat raut kebingungan Mirza. Zea kembali membuka suara. "Maaf karna ngerepotin dengan nyuruh lo jemput gue. Dan maaf.. gue cengeng banget tadi"

"Gue perasaan nanya ada yang ganggu pikiran lo? Bukanya malah mau denger permintaan maaf lo. Kalau lo mau, lo bisa cerita sama gue. Meski kemungkinan besar gue gak bakalan ngasih solusi apa-apa. Tapi punya masalah dan milih di pendem sendiri itu gak enak banget"

"Tumben lo serius?"

"Gak tau aja lo gue dari tadi lagi nahan-nahan ngerecokin lo" Jawab Mirza sembari menarik kembali persneling saat lampu rambu memberi warna hijau.

Zea tersenyum tipis. "Lo punya pacar gak si, Za?" Tanyanya.

Mirza menoleh. "Lo mau gak jadi pacar gue?" Malah nanya balik.

"Tuh kan mulai!" Delik Zea.

"Yaudah berarti enggak" Dengan tengilnya Mirza Mengedikan bahu.

Zea memejamkan matanya sebentar sebelum berujar. "Seandainya lo punya pacar dan mit- amitnya lo liat pacar lo ciuman sama cowok lain. Lo marah gak?"

Mirza menoleh sekilas. "Gini, Ze, dengerin baik-baik, gue mau jadi orang bener dulu nih. Toleransi setiap hubungan orang kan beda-beda, ya, Ze. Ada yang chatingan sama lawan jenis aja udah dikatain selingkuh, tapi ada juga yang beranggapan bahwa one night stand bukan salah satu bentuk perselingkuh. Dan untuk gue, ngeliat pacar ciuman sama orang lain itu salah satu bentuk perselingkuhan fatal, maka dari itu jelas lah gue marah. Cuman orang goblok kali yang gak marah liat pacarannya ciuman sama lawan jenis"

Medicine [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang