4

1.9K 225 1
                                    

Gracia menatap bangunan rumah di depannya, ia melihat Shani di sebelahnya, "ini rumah kakak?"

"Iya." Shani menggenggam jari-jari Gracia, "Kamu mau masuk?"

Gracia mengangguk, mereka berdua mulai masuk ke dalam rumah shani. Baru beberapa menit Gracia menyentuh lantai rumah Shani, ia di kejutkan dengan nada dering ponselnya yang menganggu.

Gracia mengusap kasar wajahnya, lagi-lagi ia memimpikan Shani. Gracia beralih menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor tak di kenal. Ini hari minggu, lantas siapa yang menelponnya di hari libur?

Gracia mengangkat panggilan itu, "halo!" Ucap Gracia dengan nada ketusnya.

Orang yang di sebrang sana terdiam mendengar nada Gracia yang ketus, ia menatap layar ponselnya, ia hanya bisa tersenyum menatap layar ponselnya.

"Gue Shani."

Gracia menegakkan tubuhnya, ia menatap ke balkon kamarnya, "kenapa, kak?"

"Lo tau kan ini hari minggu?"

"Iya." Gracia berjalan ke arah balkon kamarnya, ia membuka pintu balkonnya, "emang kenapa kalonya hari minggu?"

"Gue pengen ngajak lo joging bareng."

"Sekarang?"

Shani tak menjawab ucapan Gracia. Selagi Gracia menunggu ucapan Shani, ia menatap langit di pagi hari yang dimana matahari belum memunculkan kedatangannya di langit.

"Gue udah di depan rumah lo."

Tut

Panggilan telepon di putus oleh Shani. Gracia menoleh ke kiri, ia menatap pagar rumahnya, ia dapat melihat tubuh Shani yang memakai topi dan setelan baju jogingnya. Gracia melempar ponselnya ke kasur, ia buru-buru turun ke bawah. Gracia menghiraukan sapaan Veranda yang memasak di dapur.

Gracia membuka pagar rumahnya, ia melihat Shani yang tak membawa motor, "Kak Shani gak pake motor?"

"Niat gue kan mau joging, jadi ngapain gue bawa motor?"

Gracia terkekeh, "iya juga ya." Gracia menyuruh Shani untuk masuk ke dalam rumahnya, ia menatap penampilan Shani dari atas sampai bawah, "kak Shani keren banget."

"Dari lahir."

Gracia menatap sebal Shani, baru saja ia memuji Shani, ia sudah mendapati manusia yang kepedean. Ya, memang Shani kali ini keren sekali, tapi ia tetap saja kesal dengan Shani yang menjawab seperti itu. Gracia membawa Shani ke kamarnya, lagi-lagi ia menghiraukan Veranda yang memasak di dapur.

"Duduk aja dulu, kak." Ucap Gracia, Shani mendudukkan dirinya di lantai kamar Gracia. Gracia tertawa melihat Shani yang malah duduk di lantai, ia menyuruh Shani untuk berdiri, "maksud aku duduk di kasur, kak."

Shani menggaruk leher belakangnya, ia tak biasa mendudukkan dirinya di kasur orang lain, apa lagi Shani dan Gracia baru saja berkenalan. Shani dengan rasa ragunya terduduk di pinggir kasur Gracia, ia menatap Gracia yang membawa handuk lalu masuk ke kamar mandinya.

Shani menunggu Gracia sambil memainkan ponselnya, ia mendengar pintu kamar Gracia terbuka. Shani menatap Veranda di ambang pintu, ia tak melihat Veranda yang memasak di dapur tadi, jelas ia merasa heran dengan kehadiran Veranda.

"Kamu temennya Gracia?" Tanya Veranda setelah mereka saling diam, Shani mengangguk sebagai jawabannya, "ntar suruh Gracia makan ke bawah ya."

Shani mengangguk lagi, ia menatap Veranda yang menutup pintu kamar Gracia, di saat yang bersamaan, Gracia keluar dari kamar mandi, ia melihat Gracia yang hanya berbalut handuk di tubuhnya.

CandramawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang